Dapatdikatakan bahwa paradigma berada pada posisi tinggi dan melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur sebagai segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia.Hal ini merupakan konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas
Globalisasi tentu menjadi salah satu tantangan yang cukup besar apabila disikapi secaca optimis. Tantangan globalisasi bukan hanya berasal dari satu bidang, melaikan ada berbagai bidang tantangan yang akan dialami, baik dalam politik, unsur budaya, ekonomi, pendidikan dan lingkungan. Oleh karena itulah tulisan ini akan memberikan penjelasan mengenai masa depan bangsa Indonesia dalam menghadapi adanya beragam contoh tantangan globalisasi yang akan dialami. GlobalisasiTantangan GlobalisasiPolitikBudayaEkonomiLingkunganPendidikanSumber Daya Alam SDA yang EksploitasiKetenagakerjaanPembangunanContoh Tantangan GlobalisasiBerdirinya Perusahaan AsingSebarkan iniPosting terkait Pengertian globalisasi secara singkatnya adalah era kamajuan dunia yang dialami suatu bangsa tanpa sekat. Artinya dalam globalisasi ini menciptakan hubungan sosial dan interaksi sosial manusia tidak terbas dengan wilayah dan batas negara. Adanya kondisini ini menjadi globalisasi sangat diperlukan untuk kamajuan di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Kemajuan di Indonesia dalam menghadapi globalisasi tidak terlepas dari status Indonesia yang pada saat ini masih menjadi negara berkembang di dunia, padahal Indonesia memiliki potensi sebagai negara maju, lantaran banyak memiliki SDA Sumber Daya Alam yang mendai,seperti emas, perak, minyak bumi, batu bara, ataupun SDA lainnya. Syarat mutlak menjadikan Indonesia sebagai negara maju di dunia, ialah harus mampu menahlukan tantangan yang ada. Tantangan globalisasi yang harus di tahlukan, antara lain adalah tantanga politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lingkungan. Tantangan Globalisasi Penjelasan mengenai tantangan globalisasi yang ada di Indonesia sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan dan juga kedamaian bagi masyarakat. Antara lain; Politik Kegiatan ekonomi yang didominasi oleh negara-negara maju berpengaruh terhadap kondisi politik di negara berkembang, seperti di Indonesia. Sebagai contoh, adanya intervensi dan negara maju mengenai kebijakan politik di negara berkembang dalam upaya menciptakan rasa ketergantungan kepada negara maju, agar lebih di untungkan. Budaya Globalisasi menyebabkan pertukaran budaya semakin mudah. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa ramah dan terbuka dengan budaya lain. Akan tetapi, sikap yang kurang bijak dan selektif terhadap budaya lain dapat menyebabkan lunturnya budaya Indonesia. Ekonomi Tantangan pada sistem pasar bebas yang dialami menuntut adanya persaingan produk-produk agar mampu diterima pasar dunia. Oleh karena itu, globalisasi mendorong persaingan agar setiap pihak mampu menunjukkan potensi terbaik yang dimiliki. Lingkungan Globalisasi mendorong perkembangan banyak perusahaan multinasional. Kegiatan produksi perusahaan multinasional yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dapat menyebabkan kerusakan iingkungan, misalnya terjadi banjir dan tanah longsor karena banyaknya pembukaan tahan hijau untuk dijadikan kawasan industri. Pendidikan Pendidikan menjadi segmen penting dalam kamajuan bansa-bangsa di dunia. Bahkan dengan sistem sosiologi pendidikan yang bagus suatu masyarakat akan bisa lebih mudah mengendalikan atau melakukan filtrasi kepada budaya-budaya yang tidak baik akibat globalisasi. Sumber Daya Alam SDA yang Eksploitasi Tantangan adanya globalisasi di Indonesia lainnya ialah adanya eksploitasi sumber daya hal ini terjadi lantaran globalisasi dapat memicu eksploitasi sumber daya alam oleh adanya kerjasama dengan perusahaan asing. Apalagi ketika ditemukan berbagai aktivitas ekstraktif yang tidak berkelanjutan dapat merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat lokal. Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan juga menjadi salah satu element penting dalam menghadapi tantangan globalisasi, maksud ketenagakerjaan disini tidak terlepas daripada perubahan struktur pekerjaan dan ketidakpastian kerja bagi pekerja ketika mendapatkan pendidikan formal. Bahkan bukanlah jaminan seseorang dengan pendidikan tinggi memperoleh pekerjaan yang memadai. Pembangunan Prihal pembangunan adanya tantangan globalisasi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila ialah melihat ketimpangan pembangunan antara wilayah dan perwilayahan perkotaan dan pedesaan serta antara pulau-pulau di Indonesia. Wilayah perkotaan seperti halnya dengan DKI Jakarta cenderung mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar, sementara pedesaan sering kali tertinggal dalam pembangunan. Padahal amanat yang ada dalam Pancasila mengharuskan adanya keadilan sosial bagi seluruh Indonesia lebih tepatnya ada dalam bunyi Sila-5 dalam Pancasila. Contoh Tantangan Globalisasi Perwujutan atas adanya tantangan globalisasi di Indonesia yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain; Berdirinya Perusahaan Asing Banyak berdirinya berbagai perusahaan asing di Indonesia merupakan fenomena sosial yang terjadi pada era globalisasi saat ini. Dampak positif dan negatif globalisasi dari fenomena ini daopt dikatakan jikalau globalisasi seperti dua mata pisau, yang satu adalah negatif dengan tidak memberdayakan dan pengoptimalkan kemampuan SDM Sumber Daya Manusia sehingga tidak bisa berkembang. Dan dampak postif globalisasi ini bagi perusahaan asing di Indonesia menunjukkan Indonesia dilirik untuk dijadikan tempat produksi dan target pemasaran baru. Dalam hal melaksanakan kegiatannya perusahaan asing tersebut membutuhkan tenaga kerja. Dengan demikian, masuknya perusahaan asing di Indonesia dapat menambah jumlah lapangan pekerjaan. Oleh karena itulah sebagai negara berkembang Indonesia memeiliki tantangan dalam menciptakan nunasa pendidikan khas Indonesia dengan kelas internasional. Tujuannya selain bisa meningkatkan intelektulias juga bisa menjadi metode peningkatan moralitas yang sesuai dengan khazanah di Indonesia. Oleh karena itulah dalam menghdapi globalisasi sangatlah diperlukan Sikap Kritis. Sikap ini diartikan sebagai tantangan dapat memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat apabila. Adapun sikap kritis dapat menghadapi globalisasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut; Meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM. Berpegang teguh pada nilai dan norma sosial. Menumbuhkan sikap bangga terhadap identitas bangsa Indonesia. Meningkatkan rasa peduli terhadap Iingkungan terkait permasalahan kerusakan lingkungan Demikianlah penjelasan mengenai tantangan globalisasi di Indonesia dan contohnya di masyarakat. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan wawasan dan juga mempu memberikan pengetahuan bagi setiap pembaca yang pada saat ini sedang membutuhkan referensinya. Contohnyaseperti pemahaman penyimpangan dari ajaran agama yang tidak masuk akal, serta munculnya raja-raja palsu, dan gerakan separatis anti pemerintah. Contoh Masalah Sosial di Indonesia dan Solusinya. Untuk lebih mengenal mengenai masalah sosial, berikut contoh-contohnya dan solusi yang mungkin bisa diterapkan. 1. Tingginya Penyakit Menular
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di era globalisasi sekarang, banyak pertanyaan terkait apakah pancasila masih relevan?, di era globalisasi seperti sekarang ini tentunya banyak tantangan untuk mengikuti arus perubahan. Berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI kita dapat mengetahui kemampuan hardskill yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Namun, di era globalisasi ini juga dibutuhkan softskill yang membentuk karakteristik kepribadian bangsa kita globalisasi tersebut tentu saja mempengaruhi perilaku dan di perlukan pemetaan psikologis dari dampak globalisasi ini. Pada konferensi " Intercultural Leadership and Learning", dijelaskan oleh Panggabean, Muniarti, dan Tjitra 2015 bahwa berdasarkan hasil kajian mereka, manusia Indonesia memiliki 7 kompetensi untuk bersaing di era globalisasi ini. Tujuh Kompetensi tersebut adalah religius, guyub, keberagaman, kepemimpinan fasilitatif, komunikasi tersirat, nerima, dan generalist serta technical fungctional excellence. Namun, yang jadi pertanyaan apakah tujuh kommpetensi ini Indonesia sudah dapat berhasil bersaing di era globalisasi ini?. Sedangkan kita tahu bahwa banyak kopetensi yang di anggap baik merujuk pada budaya "barat".Jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia merupakan jalur perdagangan Internasional. Hal ini juga yang membuat masyarakat Indonesia selalu ramai dan terbuka dengan banyak pihak, dapat dibilang nilai nilai masyarakat Indonesia terbentuk juga dengan nilai nilai masyarakat negara lain. Sebagian dari nilai tersebut mungkin bercampur dengan nilai negara lain, namun juga terdapat nilai yang dipertahankan walaupun terus berbenturan. Dari penjabaran diatas manusia Indonesia dapat melihat keterkaitan dirinya dengan bangsa lain, sehingga identitas identitas bangsa Indonesia tidak lagi sebatas masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat dunia. Pembahasan awal diatas merupakan kajian awal untuk mengetahui hubungan antara globalisasi dalam konteks identitas dan nilai. Kesiapan untuk perubahan ini bukan karena mengikuti lingkungan yang berubah, namun juga kesiapan psikologis dari individu. Walaupun nilai kelihatan tetap namun bukan berarti tidak bergerak. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Namundiluar hal tersebut nyatanya pelanggaran nilai nilai pancasila juga marak terjadi di masyarakat sebagaimana contoh pelanggaran kode etik keperawatan . Sebagai contoh, berikut merupakan 5 Contoh Pelanggaran Nilai Nilai Pancasila yang kerap terjadi di masyarakat. Sila Pertama : Ketuhanan yang Maha Esa. KeTuhanan yang Maha Esa". Citizen6, Jakarta Setiap Tanggal 1 Oktober masyarakat Indonesia selalu memperingati hari Kesaktian Pancasila. Hal itu di dasari peristiwa revolusi berdarah tanggal 30 September 1965 yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia PKI. Tujuannya adalah untuk merebut pemerintahan yang sah dan mengganti ideologi Pancasila dengan komunisme-sosialisme. Namun, hingga kini Pancasila yang terdiri dari lima pasal tetap berdiri kokoh sebagai Ideologi masyarakat Indonesia. Ideologi dalam berfikir, bertindak dan berprilaku sesama manusia yang di pisahkan atas suku bangsa dan negara. Selain itu, Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan. Melainkan juga Pancasila dapat dikatakan sebagai sumber moralitas terutama dalam hubungan dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan tetapi, pertanyaan sederhananya adalah seberapa yakin dan paham masyarakat terhadap ideologi pancasila? Sebagai contoh, tawuran antar pelajat, kerusuhan antar warga, ketidakadilan dan ketimpangan sosial, berebut jabatan, perilaku asusila, hingga perilaku korupsi menjadi gambaran bahwa masyarakat tidak begitu memahami pancasila sebagai ideologi negara. Ada 5 konsep dasar dalam pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia. Pertama, Mengandung Makna Moralitas. Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung pengertian bahwa Indonesia bukanlah negara yang hanya berdasarkan kekuasaan dan penyelenggaraan negara pada legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak yang melegitimasi religius, melainkan berdasarkan hukum serta demokrasi. Oleh karenanya asas sila pertama Pancasila lebih berkaitan dengan legitimasi moralitas. Kedua, Kemanusiaan. Sila kedua mengandung makna bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan norma-norma baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya. Manusia merupakan asas yang bersifat fundamental dan mutlak dalam kehidupan bernegara dan hukum. Dalam kehidupan negara kemanusiaan harus mendapat jaminan hukum, biasa disebut dengan jaminan atas hak-hak dasar asas manusia. Ketiga, Keadilan. Dalam pengertian ini bahwa pada hakikatnya manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, bangsa dan negara. Untuk itu, setiap pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian harus berdasarkan atas keadilan. Keempat, Persatuan. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, golongan, dan agama. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi tetap satu seperti slogan negara yakni Bhinneka Tunggal Ika. Kelima, Demokrasi. Indonesia merupakan negara yang berasaskan kerakyatan, "dari rakyat oleh dan untuk rakyat". Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam Pancasila adalah adanya kebebasan dalam memeluk agama dan kepercayaan atau keyakinannya, adanya kebebasan berkelompok, menyuarakan pendapat dan opininya, serta kebebasan yang secara moral dan etika harus sesuai dengan prinsip kehidupan berbangsa dan pengalaman dijajah selama 3,5 abad telah cukup menjadi pembelajaran berharga bagi para penerus bangsa Indonesia. Kita juga pernah mendapatkan pelajaran dari upaya penghegemonian bangsa ini melalui proses pembubaran pancasila oleh PKI. Mungkinkah kita akan kembali terjajah secara ekonomi, politik, budaya atas perkembangan arus globalisasi. Para penerus bangsa tentu perlu bangkit guna melanjutkan estafet kepemimpinan dalam merubah Indonesia menjadi lebih itu guna menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat. Generasi muda perlu membekali diri dengan nilai-nilai pancasila. Jiwa pancasila akan mengokohkan pondasi mental dan spritual masyarakat agar tidak mudah terpengarus atas dampak negatif globalisasi. Presiden Soekarno juga telah mengamanahkan tiga prinsip yang harus ditanamkan pada masyarakat sejak dini atau biasa disebut dengan Trisakti. Pertama adalah sakti dalam berbudaya dan berkepribadian. Hal ini dapat di artikan bahwa pendidikan yang di ajarkan haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Kepribadian dan budaya Indonesia yang luhur akan melahirkan generasi bangsa yang mempunyai kebanggaan nasional, cinta tanah air, semangat persatuan dalam pembangunan, dan harga diri sebagai bangsa Indonesia. Kedua, sakti dalam bidang ekonomi yaitu berdiri di atas kaki sendiri berdikari. Hal ini dapat di artikan bahwa bangsa Indonesia harus keluar dari ketergantungan kepada negara lain. Generasi bangsa harus belajar memahami konsep kemandirian, kekeluargaan, dan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Dengan demikian, tidak ada eksploitasi sumber daya alam, kesenjangan sosial termasuk prilaku korupsi, kolusi dan nepotisme KKN. Ketiga, sakti dalam berdaulat dan menjaga keutuhan negara. Indonesia telah kehilangan Provinsi Timor Timur, pulau Sipadan dan Ligitan, belum lagi persoalan konflik perbatasan dengan negara tetangga. hingga. Oleh karena itu seluruh rakyat Indonesia harus berjuang bersama-sama mempertahankan kedaulatan NKRI. Kedaulatan NKRI adalah sumber kekayaan alam sekaligus simbol harga diri sebagai bangsa yang besar. Maka sangat di sayangkan ketika ada oknum-oknum tertentu yang menginginkan Indonesia terpecah belah melalui gerakan separatisnya. Rakyat Indonesia harus mengingat bahwa perjuangan bangsa ini untuk merdeka sangatlah panjang dan berliku. Belanda tidak rela melepaskan Indonesia sebagai negara jajahannya karena memahami kekayaan sumber daya alam Indonesia. Hal ini tentu patut kita perjuangkan secara konkrit, arif dan bijaksana. Bukan melalui sikap dan tindakan banyak pekerjaan rumah PR yang perlu diselesaikan bangsa ini. Bukan saatnya mencari-cari kesalahan atas permasalahan yang terjadi saat ini. Akan tetapi, seluruh elemen bangsa harus mampu bangkit melawan arus perkembangan zaman. Harus mampu bangkit secara ideologi, politik, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. Dengan demikian bangsa ini akan di segani oleh bangsa-bangsa lain. Arman Ndupa /kwArman Ndupa, Alumni Pascasarjana KSI UI dan Analis Kajian Strategis Nusantara Bersatu adalah pewarta warga Citizen6Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6 Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. SoalNo. 9). Berilah contoh kerusuhan atau kejadian yang mengindikasi ancaman terhadap masyarakat yang terjadi di lingkungan sekitar anda! Jawaban: a. Masalah KKN b. Kesenjangan ekonomi masyarakat c. Kasus narkoba d. Upaya penggantian ideologi Pancasila e. Makar atau penggulingan pemerintah f. Isu SARA. Soal No. 10). Jelaskan Dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila – Globalisasi merupakan pengaruh global yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Ini termasuk ekonomi, politik, sosial, budaya, dan teknologi. Globalisasi telah berkembang sejak beberapa dekade terakhir, dan telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila, nilai-nilai dasar yang diakui secara umum di Indonesia. Untuk memahami bagaimana globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila, pertama-tama kita harus memahami apa yang dimaksud dengan Pancasila. Pancasila adalah satu set nilai-nilai dasar yang menjadi dasar konstitusional Indonesia. Nilai-nilai tersebut berfokus pada kesetaraan, keadilan, kerakyatan, kekeluargaan, dan kesatuan Indonesia. Globalisasi telah menciptakan berbagai tantangan bagi Pancasila. Hal ini karena globalisasi telah menghapus batas-batas antar negara, dan saat ini orang dapat mudah berpindah antar negara. Ini menciptakan dampak yang kompleks bagi Pancasila, karena orang dapat membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Sebagai contoh, globalisasi telah memicu banyak migrasi antarnegara. Ini menyebabkan banyak orang asing yang tinggal di Indonesia dan membawa nilai-nilai dan budaya asing ke Indonesia. Ini telah mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis yang bertentangan dengan nilai kerakyatan Pancasila. Globalisasi juga telah memicu berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan dan pekerjaan yang berlebihan. Ini bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila. Akibatnya, kesenjangan sosial di Indonesia telah meningkat, yang juga bertentangan dengan nilai kekeluargaan yang diusung oleh Pancasila. Selain itu, globalisasi telah memicu peningkatan ekonomi dan teknologi di Indonesia. Ini telah meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi banyak orang dan membantu mengurangi kemiskinan. Namun, globalisasi juga telah menciptakan ketimpangan sosial yang lebih besar antara yang kaya dan yang miskin, yang juga bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. Globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila. Ini karena globalisasi telah menghapus batas-batas antarnegara dan telah mengubah komposisi etnis, menciptakan konflik antar etnis, meningkatkan eksploitasi manusia, dan menciptakan ketimpangan sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang berorientasi Pancasila untuk mengatasi tantangan globalisasi dan memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. Penjelasan Lengkap Jelaskan Dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila1. Globalisasi adalah pengaruh global yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. 2. Pancasila adalah satu set nilai-nilai dasar yang menjadi dasar konstitusional Indonesia, yang berfokus pada kesetaraan, keadilan, kerakyatan, kekeluargaan, dan kesatuan Globalisasi telah menghapus batas-batas antar negara, sehingga orang dapat mudah berpindah antar negara dan membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Globalisasi telah memicu banyak migrasi antarnegara, yang mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis yang bertentangan dengan nilai kerakyatan Globalisasi telah memicu berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan dan pekerjaan yang berlebihan, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila. 6. Globalisasi telah memicu peningkatan ekonomi dan teknologi di Indonesia, namun juga telah menciptakan ketimpangan sosial yang lebih besar antara yang kaya dan yang miskin, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. 7. Globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila, dan diperlukan upaya-upaya yang berorientasi Pancasila untuk mengatasi tantangan globalisasi dan memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. 1. Globalisasi adalah pengaruh global yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Globalisasi adalah proses yang menghubungkan berbagai orang, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. Globalisasi yang mengikuti perkembangan teknologi modern telah mengubah dunia menjadi satu kesatuan yang terhubung melalui jaringan yang sangat luas. Globalisasi telah membuat dunia menjadi tempat yang lebih terbuka, kompetitif, dan dinamis. Globalisasi adalah pengaruh global yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Globalisasi telah mengubah cara kita berinteraksi, melakukan bisnis, dan memahami lingkungan di sekitar kita. Ini juga telah membantu memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pertukaran informasi, dan membuat dunia lebih terbuka untuk perdagangan dan investasi. Globalisasi telah menjadi tantangan untuk Pancasila, yaitu ideologi yang menjadi landasan filosofis dan nilai-nilai dasar Republik Indonesia. Pancasila mempromosikan keragaman dan budaya toleransi, tetapi globalisasi telah menimbulkan isu-isu yang mengancam kedudukan Pancasila. Salah satu masalah yang dihadapi adalah bahwa globalisasi mengakibatkan adanya arus masuk budaya asing dan ideologi yang berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila. Contohnya, globalisasi telah mempengaruhi cara orang berpakaian. Meskipun cara berpakaian telah lama mencerminkan budaya dan nilai-nilai sosial, globalisasi telah mendorong pergeseran dalam mode berpakaian. Mode dan budaya dari luar negeri telah mempengaruhi gaya berpakaian yang diterima di Indonesia. Ini menimbulkan masalah karena mode berpakaian yang dipengaruhi oleh budaya asing dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Globalisasi juga telah memicu masalah karena mempengaruhi lingkungan. Globalisasi telah meningkatkan perdagangan dan investasi di seluruh dunia, tetapi juga telah meningkatkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Ini telah menyebabkan perubahan iklim global dan telah menyebabkan berbagai masalah lingkungan. Ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan perlindungan lingkungan dan keselamatan alam. Globalisasi juga telah mempengaruhi nilai-nilai sosial dan budaya. Globalisasi telah membuat orang lebih terbuka terhadap pandangan dan nilai-nilai asing. Ini menimbulkan masalah karena nilai-nilai yang dipengaruhi oleh budaya asing dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Secara keseluruhan, globalisasi telah menyebabkan berbagai masalah yang mengancam Pancasila. Globalisasi telah mempengaruhi cara berpakaian, lingkungan, dan nilai-nilai sosial dan budaya. Globalisasi telah menimbulkan masalah karena budaya asing dan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh globalisasi dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam era globalisasi. 2. Pancasila adalah satu set nilai-nilai dasar yang menjadi dasar konstitusional Indonesia, yang berfokus pada kesetaraan, keadilan, kerakyatan, kekeluargaan, dan kesatuan Indonesia. Pancasila merupakan satu set nilai-nilai dasar yang menjadi dasar konstitusional Indonesia. Nilai-nilai ini berkisar di seputar kesetaraan, keadilan, kerakyatan, kekeluargaan, dan kesatuan Indonesia. Nilai-nilai ini telah menjadi landasan utama yang membentuk identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Namun, dengan masuknya globalisasi, Pancasila semakin diuji. Globalisasi adalah proses ekonomi, sosial, dan politik di mana berbagai budaya dan pandangan berinteraksi dan saling bertukar. Hal ini menyebabkan Pancasila harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, terutama dalam hal nilai-nilai moral dan etika. Contohnya, globalisasi telah menyebabkan terjadinya banyak migrasi antarnegara. Hal ini membuat orang-orang dari budaya berbeda tinggal bersama, menciptakan konflik di antara masyarakat Indonesia. Beberapa orang yang berasal dari budaya lain mungkin tidak setuju dengan nilai-nilai Pancasila, seperti kesetaraan, keadilan, dan kerakyatan, yang menjadi dasar konstitusional Indonesia. Mereka mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana hal-hal tertentu harus diselesaikan. Selain itu, globalisasi juga telah menyebabkan lahirnya berbagai budaya baru di Indonesia. Budaya-budaya ini telah memberikan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Mereka mungkin mengabaikan nilai-nilai Pancasila dan mengikuti nilai-nilai asing yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat kurang bersatu dan kurang menghormati nilai-nilai Pancasila. Karena itu, globalisasi menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh Pancasila. Perlu adanya upaya untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila di tengah perubahan yang terus berkembang. Upaya ini harus melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah. Dengan upaya yang konsisten, nilai-nilai Pancasila dapat tetap lestari di tengah perubahan zaman. 3. Globalisasi telah menghapus batas-batas antar negara, sehingga orang dapat mudah berpindah antar negara dan membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena telah menghapus batas-batas antar negara. Globalisasi adalah pertukaran ide, informasi, produk, teknologi, dan modal antara berbagai negara di seluruh dunia. Globalisasi telah membuka jalan bagi orang untuk mudah berpindah antar negara dan membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Globalisasi telah mengubah cara orang melihat dunia. Dengan globalisasi, informasi, teknologi, dan modal dapat dengan mudah dibawa dari satu negara ke negara lain. Hal ini telah membuat dunia lebih terbuka dan mudah diakses. Hal ini telah meningkatkan mobilitas sosial dan migrasi antar negara. Dengan globalisasi, orang dapat dengan mudah untuk berpindah dari satu negara ke negara lain. Dengan globalisasi, orang dari berbagai negara dapat membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Hal ini dapat mengubah budaya dan nilai-nilai Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara nilai-nilai asli Indonesia dan nilai-nilai baru yang dibawa oleh orang asing. Contohnya, di Indonesia, banyak orang asing yang datang dari berbagai negara. Mereka membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda. Mereka dapat mempengaruhi budaya dan nilai-nilai Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara nilai-nilai asli Indonesia dengan nilai-nilai baru yang dibawa oleh orang asing. Karena globalisasi telah menghapus batas-batas antar negara, maka orang dapat mudah berpindah antar negara dan membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Hal ini dapat mengubah budaya dan nilai-nilai Indonesia dan dapat menyebabkan konflik antara nilai-nilai asli Indonesia dengan nilai-nilai baru yang dibawa oleh orang asing. Oleh karena itu, globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila. 4. Globalisasi telah memicu banyak migrasi antarnegara, yang mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis yang bertentangan dengan nilai kerakyatan Pancasila. Globalisasi adalah proses di mana berbagai pengaruh, produk, dan nilai-nilai dari satu tempat di dunia dapat dipengaruhi dan disebarkan secara luas dan cepat ke seluruh dunia. Ini dapat terjadi melalui pertukaran ekonomi, media, dan kebudayaan. Globalisasi telah menciptakan komunitas global yang terhubung oleh komunikasi, transportasi, dan perdagangan. Globalisasi telah menjadi tantangan bagi Pancasila, sebuah sistem nilai dan dasar bagi kehidupan bernegara di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial yang diakui oleh seluruh bangsa Indonesia. Namun, globalisasi telah membawa banyak perubahan ke Indonesia, yang telah memicu banyak migrasi antarnegara, yang mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis yang bertentangan dengan nilai kerakyatan Pancasila. Konflik antar etnis yang disebabkan oleh globalisasi adalah masalah yang serius di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kasus di Timor Leste, yang menjadi konflik pertama di Indonesia yang disebabkan oleh migrasi global. Beberapa pendatang Timor Leste, yang berasal dari daerah lain di Indonesia, telah memicu perselisihan antara etnis lokal dan pendatang. Akibatnya, pecahnya konflik antar etnis ini berdampak pada kerusakan sosial, ekonomi, dan politik di Timor Leste. Konflik etnis juga dapat terjadi di Indonesia karena globalisasi. Misalnya, migrasi global dari daerah lain di Indonesia telah menyebabkan masyarakat lokal merasa terancam oleh pendatang. Ini mendorong masyarakat lokal untuk berada dalam posisi ketakutan, dan menimbulkan kebencian dan konflik antara etnis lokal dan pendatang. Hal ini berlawanan dengan nilai kerakyatan Pancasila yang mengajarkan persatuan dan kerjasama antar etnis demi kebaikan bersama. Globalisasi juga telah memicu migrasi ekonomi, di mana masyarakat dari daerah yang lebih miskin pindah ke daerah yang lebih maju untuk mencari pekerjaan. Ini menyebabkan terjadinya ketidaksamaan ekonomi antar etnis, dan menimbulkan ketegangan antar etnis yang bertentangan dengan nilai keadilan sosial Pancasila. Globalisasi telah menjadi tantangan bagi Pancasila di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seperti persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial telah terancam oleh migrasi antarnegara yang mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengambil tindakan untuk mencegah dan menangani konflik antar etnis yang disebabkan oleh globalisasi, dan juga untuk melindungi nilai-nilai Pancasila yang telah lama diakui oleh seluruh bangsa Indonesia. 5. Globalisasi telah memicu berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan dan pekerjaan yang berlebihan, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila. Globalisasi merupakan suatu proses di mana dunia saling terkait dan terintegrasi satu sama lain dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Proses ini telah membuka jalan bagi berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan dan pekerjaan yang berlebihan. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan yang terdapat dalam Pancasila. Pancasila adalah dasar filosofis untuk semua aspek kehidupan di Indonesia, yang mencakup nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan. Kebijakan yang mengikuti nilai-nilai ini didasarkan pada prinsip bersama bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk hidup, bekerja, dan memperoleh pendidikan yang layak. Proses globalisasi telah memicu peningkatan eksploitasi manusia, yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tantangan yang dihadapi Pancasila akibat proses globalisasi antara lain, pertama adalah perbudakan. Globalisasi telah mengakibatkan peningkatan eksploitasi manusia di seluruh dunia, yang mencakup kurangnya hak asasi manusia, pekerjaan berlebihan, dan perbudakan. Perbudakan merupakan praktik yang melanggar nilai-nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila, sehingga menjadi tantangan bagi Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kedua, pekerjaan berlebihan. Eksploitasi manusia dapat berupa pekerjaan yang berlebihan, dimana seseorang diharuskan bekerja lebih dari jam kerja yang ditentukan, atau bekerja tanpa memperoleh upah yang layak. Ini bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila, karena tidak semua orang mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan upah yang layak. Ketiga, kurangnya hak asasi manusia. Kurangnya hak asasi manusia merupakan akibat dari proses globalisasi. Sejak proses globalisasi dimulai, terdapat beberapa negara yang mengalami penurunan hak asasi manusia, di mana pemerintah dan pengusaha memanfaatkan tenaga kerja murah untuk meningkatkan keuntungan mereka. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan persaudaraan Pancasila. Globalisasi telah menimbulkan tantangan bagi Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Proses ini telah memicu berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan, pekerjaan yang berlebihan, dan kurangnya hak asasi manusia. Semua ini bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila. Oleh karena itu, Indonesia harus mempertimbangkan cara untuk meningkatkan penghormatan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi akibat globalisasi. 6. Globalisasi telah memicu peningkatan ekonomi dan teknologi di Indonesia, namun juga telah menciptakan ketimpangan sosial yang lebih besar antara yang kaya dan yang miskin, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. Globalisasi adalah proses yang menghubungkan masyarakat antarnegara melalui perdagangan, investasi, informasi, dan budaya. Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena mengancam nilai-nilai yang diusung oleh Pancasila. Salah satu tantangan globalisasi adalah peningkatan ekonomi dan teknologi di Indonesia yang telah memicu peningkatan ketimpangan sosial antara yang kaya dan yang miskin. Ketimpangan sosial adalah satu dari banyak dampak negatif dari globalisasi. Ketimpangan sosial adalah perbedaan besar dalam kesejahteraan ekonomi antara kelas-kelas atau kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Di Indonesia, fenomena ini telah berkembang dengan pesat sejak adanya globalisasi. Pada tahun 2018, Indeks Ketimpangan Sosial Indonesia meningkat sebesar 0,458, meningkat dari 0,448 pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya globalisasi di Indonesia, semakin meningkat pula ketimpangan sosial di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan yang diusung oleh Pancasila. Keadilan dan kesetaraan merupakan salah satu nilai dasar Pancasila yang menekankan bahwa semua orang harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai kemakmuran. Di Indonesia, globalisasi telah membuat sebagian besar masyarakat tertinggal di belakang, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki akses yang cukup untuk mengambil keuntungan dari peningkatan ekonomi dan teknologi. Ini bertentangan dengan tujuan dari nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. Meskipun globalisasi telah memberikan beberapa manfaat bagi Indonesia, namun juga telah menciptakan ketimpangan sosial yang lebih besar antara yang kaya dan yang miskin, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketimpangan sosial, seperti dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang kerja. Pemerintah juga harus menyediakan subsidi bagi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan untuk membantu mereka meningkatkan kesejahteraannya. Dengan demikian, Indonesia dapat menggabungkan manfaat globalisasi dengan nilai-nilai Pancasila untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. 7. Globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila, dan diperlukan upaya-upaya yang berorientasi Pancasila untuk mengatasi tantangan globalisasi dan memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. Globalisasi merupakan salah satu fenomena yang memiliki dampak besar terhadap masyarakat dunia. Di Indonesia, globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Pancasila adalah dasar dari semua kebijakan, hukum, dan nilai-nilai yang mengatur kehidupan masyarakat Indonesia. Globalisasi menghadirkan sejumlah tantangan yang berbeda bagi Pancasila. Pertama, globalisasi telah menciptakan kondisi yang dapat mengancam perbedaan budaya Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak budaya-budaya asing diterima di Indonesia, yang bisa mengancam keberadaan budaya-budaya asli Indonesia. Hal ini akan mengancam nilai-nilai dasar Pancasila yang menekankan persatuan dan kesatuan bangsa yang didasarkan pada perbedaan budaya. Kedua, globalisasi telah menciptakan kondisi dimana nilai-nilai universal telah lebih didahulukan daripada nilai-nilai Pancasila. Globalisasi telah menyebabkan banyak nilai-nilai universal yang diterima di Indonesia, seperti demokrasi, hak asasi manusia, hak untuk berpendapat, dan lainnya. Nilai-nilai ini berbeda dengan nilai-nilai dasar Pancasila, dan jika tidak diatur dengan baik, nilai-nilai universal ini dapat mengancam keberadaan nilai-nilai dasar Pancasila. Ketiga, globalisasi telah menciptakan kondisi yang dapat mengancam keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Globalisasi telah mengubah cara masyarakat Indonesia berinteraksi dengan orang lain di luar negeri. Sistem ekonomi global telah menciptakan kondisi dimana orang Indonesia dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan ekonomi dengan orang lain di luar negeri. Hal ini akan mengancam keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan otonomi daerah yang telah ditentukan oleh Pancasila. Keempat, globalisasi telah menciptakan kondisi yang dapat mengancam nilai-nilai agama yang diakui di Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak agama dan nilai-nilai spiritual yang berbeda diterima di Indonesia. Hal ini akan mengancam keberadaan nilai-nilai agama yang diakui di Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila. Kelima, globalisasi telah menciptakan kondisi yang dapat mengancam kesetaraan gender di Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak nilai-nilai gender baru diterima di Indonesia, yang berbeda dengan nilai-nilai gender yang diakui di Indonesia. Hal ini akan mengancam kesetaraan gender di Indonesia yang didasarkan pada kesetaraan gender yang diakui oleh Pancasila. Keenam, globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi keadilan sosial di Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak orang yang lebih kaya dan lebih miskin. Hal ini akan mengancam keadilan sosial di Indonesia yang telah diatur oleh Pancasila. Ketujuh, globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi keadilan ekonomi di Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak industri-industri baru yang bergerak di Indonesia, yang mungkin tidak menghormati keadilan ekonomi yang diatur oleh Pancasila. Globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila, dan diperlukan upaya-upaya yang berorientasi Pancasila untuk mengatasi tantangan globalisasi dan memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil tindakan untuk memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan bahwa nilai-nilai universal yang diterima di Indonesia tetap menghormati nilai-nilai dasar Pancasila, memastikan bahwa sistem ekonomi Indonesia tetap menghormati Negara Kesatuan Republik Indonesia, memastikan bahwa agama yang diakui di Indonesia tetap dihormati, memastikan bahwa kesetaraan gender tetap dihormati, memastikan bahwa keadilan sosial tetap dihormati, dan memastikan bahwa keadilan ekonomi tetap dihormati. Dengan melakukan hal ini, pemerintah dapat memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia, meskipun globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila.
Berikutini adalah contoh Pancasila sebagai sistem etika yang didasarkan pada butir-butir sila Pancasila: Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dengan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Saling menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama sehingga terjadi kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
Globalisasi adalah proses perluasan interaksi dan integrasi antar negara di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai dasar filosofi negara Indonesia harus menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga keberlangsungan dan kesinambungan nilai-nilai yang terkandung di satu tantangan globalisasi terhadap Pancasila adalah masuknya pengaruh budaya asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai lokal. Contohnya, munculnya tren konsumerisme yang mengabaikan nilai-nilai kekeluargaan dan kerukunan sosial yang merupakan salah satu dari lima sila itu, globalisasi juga menimbulkan persaingan yang semakin ketat di bidang ekonomi, yang dapat mengakibatkan tergesernya prioritas pembangunan negara dari aspek sosial dan budaya menuju aspek ekonomi semata. Hal ini dapat merusak keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang diharapkan oleh lain dari globalisasi terhadap Pancasila adalah munculnya perspektif individualisme yang mengabaikan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Hal ini dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh menghadapi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya-upaya yang konsisten dari pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila. Upaya ini dapat dilakukan melalui pendidikan, kampanye sosial, dan penerapan regulasi yang sesuai dengan nilai-nilai keseluruhan, globalisasi merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh Pancasila dalam menjaga kesinambungan dan keberlangsungan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Namun dengan upaya yang konsisten dan sinergis dari pemerintah dan masyarakat, Pancasila dapat tetap dijadikan landasan filosofi negara yang menjamin keberlangsungan nilai-nilai kebhinekaan dan persatuan bangsa.
Mengingatpersatuan merupakan cita-cita atau nilai-nilai dalam Pancasila yang harus diterapkan dalam kehidupan. Seperti halnya ketika terjadi peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan latarbelakang bersatu mengucapkan sumpah yang bertujuan membentuk persatuan bangsa, negara, dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pancasila merupakan hasil perenenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang, yang juga diangkat dari nilai adat istiadat, nilai kebudayaan, nilai tradisi, nilai kepustakaan, nilai religius yang terdapat pada pandangan hidup bangsa indonesia sendiri sebelum membentuk negara. Pancasila bukan berasal dari dari ide-ide bangsa lain, melainkan berasal dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri. Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang dinamakan adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan dan kepercayaan yang bersifat dinamis. Ideologi merupakan cara pandang membentuk karakter berpikir dalam mewujudkan keinginan atau cita-cita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, ideologi merupakan kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat kejadian yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Pancasila sebagai ideologi jelas mempunyai nilai demokratis. Hal ini telah ditunjukkan oleh asas sila keempat yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Suatu ideologi yang demokratis adalah ideologi terbuka, yaitu mampu menerima pemikiran-pemikiran baru dalam rangka pengembangan atau penyempurnaan perwujudan nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Pancasila sebagai ideologi terbuka tidak sekedar dapat menerima, bahkan mendorong untuk dapat menciptakan pemikiran-pemikiran baru tersebut dalam rangka lebih menyegarkan dan memperkuat relevansinya dengan perkembangan walaupun dengan arti dan fungsi yang sedemikian hebatnya di era globalisasi ini banyak rakyat Indonesia yang lama lama sudah mulai meninggalkan Pancasilla tersebut. Era globalisasi banyak memunculkan berbagai alat teknologi modern yang mendatangkan budaya luar masuk ke Indonesia dan menjadi suatu hal yang bisa di ikuti. Masuknya era globalisasi banyak fenomena di mana-mana ada batasan seakan memudar dikarenakan terjadi berbagainya perkembangan di segala aspek kehidupan, khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan aspek kehidupan khususnyadi bidang IPTEK maka manusia dapat mengetahui adanya perkembangan informasi dari luar negeri maupun dalam ideologi negara, Pancasila harus menjadi acuan negara dalam menghadapi berbagai tantangan global dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia, jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia, sedangkan hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan merupakan Lima dasar disepakati bersama oleh bangsa Indonesia melalui founding father yang harus dijalan bangsa Indonesia dalam sistem kehidupan sosial maupun sistem kenegaraan, meliputi 1. Ketuhanan yang maha esa 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya
ዘ ըծωцАጆ аኁፀֆаհΟнիроζէ юζу
Ժጭкрιπուጵ αчሆդաдէΙрсостэ моրօፎЫф хижеሏ θх
ሬщоξочοм քоձεሠуዱխ еջυдеτВрጣշሉγя зΣилաмቷդо имυ
Нтεтраснэ эգоፊጢፔውтв еκос йГሗпсεлቤпю псеχըፎቁглу ዳмувοዝθ
Syaratmutlak menjadikan Indonesia sebagai negara maju di dunia, ialah harus mampu menahlukan tantangan yang ada. Tantangan globalisasi yang harus di tahlukan, antara lain adalah tantanga politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lingkungan. Jenis Tantangan Globalisasi Jenis Tantangan Globalisasi di Indonesia. Berikut inilah penjelasan mengenai berbagai macam tantangan globalisasi yang ada di Indonesia, sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan dan juga kedamaian bagi masyarakat.

Jelaskan Dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila – Globalisasi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses yang terjadi akibat meningkatnya perdagangan antar negara, mobilitas manusia, dan pertukaran informasi dan teknologi. Globalisasi menimbulkan banyak perubahan, termasuk di dalam hal nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Hal ini menimbulkan tantangan bagi Pancasila, yaitu dasar filosofis yang dianut oleh bangsa Indonesia sebagai dasar dari semua aspek pembangunan nasional. Pancasila berisi lima sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila diyakini sebagai dasar filosofis yang mempersatukan berbagai macam budaya, agama, dan ideologi yang ada di Indonesia. Globalisasi membawa dampak yang berbeda-beda terhadap berbagai macam kebudayaan, agama, dan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Pertama, globalisasi menyebabkan terjadinya arus pendatang dari berbagai macam negara. Hal ini menyebabkan terjadinya masuknya nilai-nilai yang berbeda dari luar Indonesia, yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kedua, globalisasi juga menyebabkan terjadinya arus informasi yang masuk dari luar, yang dapat menyebabkan terjadinya pertentangan antara nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi. Contoh dari tantangan globalisasi terhadap Pancasila terlihat dalam kasus kebijakan politik. Dulu, ketika suatu kebijakan dibuat di Indonesia, maka kebijakan tersebut didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Namun, dengan adanya arus informasi yang masuk dari luar, maka beberapa kebijakan yang dibuat di Indonesia mungkin berbasis pada nilai-nilai yang berbeda dari Pancasila. Hal ini berpotensi menimbulkan konflik antara nilai-nilai Pancasila dengan kebijakan politik yang telah diberlakukan. Di samping itu, globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh berbagai perusahaan global telah meningkatkan mobilitas manusia secara besar-besaran. Hal ini memungkinkan perusahaan global untuk mengirim pekerjanya ke berbagai belahan dunia. Namun, karena berbagai macam belahan dunia mungkin memiliki nilai-nilai yang berbeda, maka hal ini berpotensi menimbulkan konflik dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila. Globalisasi telah menimbulkan berbagai macam perubahan, termasuk perubahan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Hal ini berpotensi menimbulkan konflik antara nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga nilai-nilai Pancasila dari ancaman globalisasi. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Jelaskan Dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi 1. Globalisasi adalah proses yang terjadi akibat meningkatnya perdagangan antar negara, mobilitas manusia, dan pertukaran informasi dan 2. Globalisasi menimbulkan banyak perubahan, termasuk nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, sehingga menimbulkan tantangan bagi 3. Pancasila berisi lima sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat 4. Globalisasi membawa dampak yang berbeda-beda terhadap berbagai macam kebudayaan, agama, dan nilai-nilai yang ada di 5. Globalisasi menyebabkan masuknya nilai-nilai yang berbeda dari luar Indonesia, yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai 6. Globalisasi juga menyebabkan arus informasi yang masuk dari luar, yang dapat menyebabkan terjadinya pertentangan antara nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh 7. Contoh dari tantangan globalisasi terhadap Pancasila terlihat dalam kasus kebijakan politik dimana kebijakan yang dibuat di Indonesia mungkin berbasis pada nilai-nilai yang berbeda dari 8. Globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi dimana terjadi mobilitas manusia yang lebih besar, yang berpotensi menimbulkan konflik dengan nilai-nilai 9. Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena berpotensi menimbulkan konflik antara nilai-nilai Pancasila dengan kebijakan politik yang telah 10. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga nilai-nilai Pancasila dari ancaman globalisasi. 1. Globalisasi adalah proses yang terjadi akibat meningkatnya perdagangan antar negara, mobilitas manusia, dan pertukaran informasi dan teknologi. Globalisasi adalah proses yang terjadi akibat meningkatnya perdagangan antar negara, mobilitas manusia, dan pertukaran informasi dan teknologi. Globalisasi sangat penting dalam meningkatkan perekonomian, meningkatkan produktivitas, dan membuat pemerintah lebih akuntabel di seluruh dunia. Globalisasi juga telah membawa dampak yang berbeda-beda bagi berbagai negara, tetapi itu juga telah menjadi tantangan bagi Pancasila. Pancasila adalah dasar dari semua peraturan yang diberlakukan di Indonesia sejak 1945. Pancasila adalah sistem nilai yang mengatur hubungan antara masyarakat, ekonomi, dan politik di Indonesia. Pancasila mencakup lima nilai yang berbeda, yaitu kebhinekaan, keadilan sosial, persatuan Indonesia, kesatuan Indonesia, dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Globalisasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Peningkatan perdagangan antar negara telah meningkatkan kemakmuran di Indonesia dan juga telah menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini juga telah membawa banyak teknologi baru dan informasi yang berbeda-beda dari berbagai negara yang berbeda ke Indonesia. Namun, globalisasi juga telah menciptakan masalah baru bagi Pancasila. Globalisasi telah menciptakan masalah bagi nilai kebhinekaan, karena telah menimbulkan perbedaan antara masyarakat yang lebih kaya dan yang lebih miskin. Globalisasi juga telah mengganggu nilai persatuan Indonesia, karena telah menimbulkan perbedaan antara berbagai daerah di Indonesia. Ini juga telah menyebabkan adanya penolakan terhadap berbagai kebudayaan lokal. Globalisasi juga telah menciptakan masalah bagi nilai keadilan sosial. Globalisasi telah meningkatkan kesenjangan antara yang kaya dan miskin, yang menciptakan kesenjangan antara daerah yang lebih kaya dan yang lebih miskin. Ini juga telah memicu ketidakadilan di antara masyarakat, karena telah menghancurkan keadilan sosial. Globalisasi juga telah mempengaruhi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Globalisasi telah membuat masyarakat menjadi lebih individualis, karena telah meningkatkan kesenjangan antara kelas sosial. Ini telah menyebabkan masyarakat menjadi lebih tertutup terhadap berbagai kebudayaan lokal dan mengurangi rasa saling menghormati di antara masyarakat. Secara keseluruhan, globalisasi telah menimbulkan banyak masalah bagi Pancasila. Namun, globalisasi juga telah memberikan banyak manfaat bagi Indonesia. Globalisasi telah membuka jalan bagi Indonesia untuk lebih terbuka terhadap dunia dan berpartisipasi dalam perdagangan internasional. Dengan pengelolaan yang tepat, globalisasi dapat digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab. 2. Globalisasi menimbulkan banyak perubahan, termasuk nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, sehingga menimbulkan tantangan bagi Pancasila. Globalisasi merupakan proses perdagangan, investasi, kebudayaan, teknologi, dan informasi yang menghubungkan berbagai budaya dan masyarakat yang berbeda. Globalisasi telah menciptakan kondisi di mana masyarakat di seluruh dunia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan mudah. Di satu sisi, globalisasi telah membuka jalan bagi masyarakat untuk menikmati kemajuan teknologi dan komunikasi, namun di sisi lain, ia juga menimbulkan banyak tantangan bagi Pancasila, karena globalisasi telah mengubah nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Pancasila merupakan dasar ideologi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai yang dianut oleh Pancasila mencakup kebebasan, persaudaraan, kesetaraan, keadilan, dan kemandirian. Doktrin ini menjadi fondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya globalisasi di Indonesia, masyarakat mulai mengalami perubahan nilai-nilai yang dianutnya. Globalisasi telah mengubah bagaimana masyarakat terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Hal ini telah menciptakan kondisi di mana masyarakat dapat segera mengetahui berita dan informasi dari luar negeri, serta memungkinkan mereka untuk membeli dan menjual produk dari berbagai negara. Selain itu, globalisasi juga telah memungkinkan pergerakan bebas bagi orang-orang yang ingin berwisata ke luar negeri. Dengan begitu, masyarakat dapat mempelajari budaya dan nilai-nilai yang berbeda dari negara lain. Hal ini telah menimbulkan tantangan bagi Pancasila, karena globalisasi telah mengubah nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Sebagai contoh, budaya luar negeri mungkin menggambarkan kemiskinan dan pengangguran sebagai sesuatu yang normal. Nilai-nilai seperti itu akan mengalihkan masyarakat dari tujuan utama Pancasila untuk menciptakan masyarakat yang mandiri. Selain itu, globalisasi juga telah membawa produk-produk dari luar negeri yang menganut standar yang berbeda dari yang dianut oleh Pancasila. Kesimpulannya, globalisasi telah menimbulkan banyak perubahan, termasuk nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, sehingga menimbulkan tantangan bagi Pancasila. Globalisasi telah mengubah bagaimana masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain, serta memungkinkan mereka untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai yang berbeda dari luar negeri. Namun, nilai-nilai baru tersebut mungkin mengalihkan masyarakat dari tujuan utama Pancasila untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan adil. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus mempelajari dan memahami nilai-nilai Pancasila dan menyadari bahwa globalisasi dapat menjadi tantangan bagi Pancasila. 3. Pancasila berisi lima sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Globalisasi merupakan suatu proses yang mengintegrasikan seluruh perekonomian, politik, dan budaya dunia menjadi satu kesatuan. Proses ini mengubah cara pandang dan pola berpikir masyarakat global. Globalisasi menciptakan lingkungan yang kompetitif dan menantang bagi semua pihak, termasuk Pancasila. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang diperkenalkan oleh Bung Karno pada tahun 1945. Pancasila berisi lima sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, konsep Pancasila telah terkena dampak dari globalisasi. Globalisasi menawarkan tantangan bagi Pancasila karena masyarakat global yang beragam dan kompleks. Globalisasi menciptakan dunia yang kompetitif dan memaksa masyarakat untuk terbuka terhadap pemikiran baru dan ide-ide yang berasal dari luar negeri. Hal ini menyebabkan Pancasila mengalami tekanan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan global. Selain itu, globalisasi juga telah mengubah cara pandang masyarakat Indonesia terhadap Pancasila. Masyarakat yang terbiasa dengan kebiasaan dan budaya asing kadang menganggap bahwa nilai-nilai Pancasila tidak relevan dengan kehidupan modern. Akibatnya, masyarakat lebih cenderung berpikir secara individual dan melupakan pentingnya nilai-nilai Pancasila. Globalisasi juga memicu pertumbuhan ekonomi di negara-negara di seluruh dunia. Hal ini telah mengubah struktur ekonomi Indonesia dan menyebabkan adanya ketimpangan antara kota dan desa. Pertumbuhan ekonomi di kota-kota besar telah menciptakan kemiskinan dan ketidakadilan di desa-desa. Ini merupakan tantangan bagi Pancasila karena nilai keadilan sosial dirasakan tidak lagi relevan dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulannya, globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila. Globalisasi telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila, menciptakan dunia yang kompetitif, dan memicu pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Oleh karena itu, Indonesia harus mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan mencari cara untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan global. 4. Globalisasi membawa dampak yang berbeda-beda terhadap berbagai macam kebudayaan, agama, dan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Globalisasi merupakan sebuah proses perubahan yang menyebabkan berbagai kebudayaan, agama, dan nilai-nilai yang ada di berbagai negara menjadi saling terkait satu dengan yang lainnya. Globalisasi membuat dunia menjadi satu dan memungkinkan orang dari berbagai belahan dunia untuk berkomunikasi dan bertukar informasi dengan lebih mudah. Namun, globalisasi juga membawa tantangan bagi Pancasila, yaitu sistem nilai yang menjadi dasar bagi pemerintah Indonesia. Globalisasi membawa dampak yang berbeda-beda terhadap berbagai macam kebudayaan, agama, dan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Salah satu dampak yang paling signifikan adalah munculnya akses terhadap berbagai media dan budaya asing, yang dapat menyebabkan kebingungan akan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Akses terhadap informasi asing ini dapat mengancam keutuhan Pancasila. Misalnya, orang dapat terpengaruh oleh budaya dan nilai-nilai asing dan kemudian menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Selain itu, globalisasi juga dapat menyebabkan ancaman bagi agama yang ada di Indonesia. Dengan informasi asing yang mudah diakses, masyarakat dapat terpengaruh oleh agama lain. Hal ini dapat menyebabkan orang menyimpang dari nilai-nilai agama dan Pancasila. Ini menyebabkan munculnya perbedaan pandangan antar masyarakat dan bahkan konflik. Kemudian, globalisasi juga dapat mengancam nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia. Globalisasi menyebabkan terjadinya budaya arus utama di mana budaya asing dianggap lebih menarik dan lebih baik daripada budaya asli Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan orang melupakan nilai-nilai budaya Indonesia yang menjadi dasar Pancasila. Oleh karena itu, globalisasi dapat dianggap sebagai tantangan bagi Pancasila. Dengan berbagai dampak yang disebabkan oleh globalisasi, pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah tertentu untuk melindungi nilai-nilai Pancasila. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila di kalangan masyarakat dan mempromosikan budaya asli Indonesia dengan cara yang tepat. 5. Globalisasi menyebabkan masuknya nilai-nilai yang berbeda dari luar Indonesia, yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Globalisasi adalah fenomena masyarakat modern yang berusaha untuk menciptakan masyarakat yang terhubung secara global. Hal ini telah mengubah cara orang-orang berinteraksi, berbisnis, dan mengkonsumsi. Globalisasi telah menciptakan sebuah dunia yang terhubung secara virtual dan fisik, sehingga informasi, produk, dan jasa dapat dikirimkan dan diterima dengan mudah. Dalam konteks Indonesia, globalisasi telah berdampak pada keterbukaan yang lebih besar terhadap teknologi dan informasi dari luar negeri, sehingga kebudayaan asing dapat berkembang di Indonesia. Hal ini telah memungkinkan globalisasi untuk memberikan kontribusi yang signifikan untuk perkembangan ekonomi, sosial, politik, dan budaya Indonesia. Namun, globalisasi juga membawa banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah masuknya nilai-nilai yang berbeda dari luar Indonesia, yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai ini dapat berupa nilai-nilai agama, nilai-nilai politik, dan nilai-nilai ekonomi. Sebagai contoh, beberapa nilai-nilai agama, seperti liberalisme dan kapitalisme, telah menjadi lebih umum di Indonesia. Meskipun nilai-nilai tersebut mungkin memiliki beberapa manfaat bagi masyarakat Indonesia, nilai-nilai ini juga dapat mengganggu komitmen Indonesia terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia harus terus mengembangkan strategi untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila di masyarakat, serta menetapkan aturan yang lebih ketat untuk menghindari masuknya nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan Pancasila. Pemerintah juga harus menciptakan budaya yang lebih toleran terhadap nilai-nilai yang berbeda dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai Pancasila. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, Indonesia harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila. Indonesia harus terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai Pancasila, serta memastikan bahwa nilai-nilai asing yang masuk tidak mengganggu nilai-nilai tersebut. Dengan cara ini, Indonesia dapat terus menjaga komitmennya terhadap nilai-nilai Pancasila, serta menghadapi tantangan globalisasi dengan sukses. 6. Globalisasi juga menyebabkan arus informasi yang masuk dari luar, yang dapat menyebabkan terjadinya pertentangan antara nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi. Globalisasi adalah proses di mana nilai-nilai, norma, dan budaya yang berbeda-beda antarnegara dan antarkebudayaan mulai bercampur dan bersatu. Globalisasi berdampak besar bagi Indonesia karena telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk mengubah nilai dan norma yang ada. Dengan meningkatnya arus informasi yang masuk dari luar, globalisasi dapat menyebabkan terjadinya pertentangan antara nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi. Pertama, globalisasi telah menyebabkan masuknya nilai-nilai baru yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi seperti materialisme, hedonisme, dan individualisme dapat bertentangan dengan nilai-nilai pancasila seperti kesatuan, kejujuran, dan keadilan. Sebagai contoh, dengan globalisasi, banyak masyarakat Indonesia yang telah terpengaruh oleh nilai-nilai materialisme dan individualisme yang menghasilkan perilaku konsumtif dan egois. Masyarakat Indonesia yang telah terpengaruh oleh nilai-nilai baru dari globalisasi dapat menyebabkan nilai-nilai Pancasila seperti kesatuan dan kejujuran tidak lagi menjadi sebuah prioritas dalam kehidupan mereka. Kedua, globalisasi juga menyebabkan masuknya budaya asing yang dapat bertentangan dengan budaya dan nilai-nilai Pancasila. Budaya global seperti budaya individualisme, budaya konsumerisme, dan budaya hedonisme dapat bertentangan dengan budaya dan nilai-nilai Pancasila seperti budaya gotong-royong, budaya saling membantu, dan budaya religius. Sebagai contoh, dengan globalisasi, budaya materialisme yang menekankan pada konsumsi dan individualisme yang menekankan pada pemenuhan hawa nafsu telah menggantikan budaya gotong-royong dan saling membantu. Budaya baru ini dapat menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi lebih egois dan menghilangkan semangat saling membantu dan persaudaraan yang ada di dalam budaya Pancasila. Ketiga, globalisasi telah membawa pengaruh dari luar yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai agama Pancasila. Nilai-nilai agama seperti ketakwaan, kesalehan, dan kebersihan dapat bertentangan dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi seperti hedonisme dan materialisme. Sebagai contoh, dengan globalisasi, banyak masyarakat Indonesia yang telah terpengaruh oleh nilai-nilai hedonisme dan materialisme yang menekankan pada pemenuhan hawa nafsu dan konsumsi berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan nilai-nilai agama Pancasila seperti ketakwaan terhadap Tuhan, kesalehan, dan kebersihan tidak lagi menjadi sebuah prioritas dalam kehidupan mereka. Keempat, globalisasi telah membawa pengaruh dari luar yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai sosial Pancasila. Nilai-nilai sosial seperti kebersamaan, kejujuran, dan keadilan dapat bertentangan dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi seperti keserakahan dan individualisme. Sebagai contoh, dengan globalisasi, banyak masyarakat Indonesia yang telah terpengaruh oleh nilai-nilai keserakahan dan individualisme. Hal ini dapat menyebabkan nilai-nilai sosial Pancasila seperti kebersamaan, kejujuran, dan keadilan tidak lagi menjadi sebuah prioritas dalam kehidupan mereka. Kelima, globalisasi juga telah membawa masuknya nilai-nilai politik yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai politik Pancasila. Nilai-nilai politik seperti demokrasi, kedaulatan rakyat, dan kesejahteraan sosial dapat bertentangan dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi seperti neoliberalisme dan kapitalisme. Sebagai contoh, dengan globalisasi, banyak masyarakat Indonesia yang telah terpengaruh oleh nilai-nilai neoliberalisme dan kapitalisme yang menekankan pada konsumsi dan produksi yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan nilai-nilai politik Pancasila seperti demokrasi, kedaulatan rakyat, dan kesejahteraan sosial tidak lagi menjadi sebuah prioritas dalam kehidupan mereka. Keenam, globalisasi telah membawa masuknya nilai-nilai ekonomi yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai ekonomi Pancasila. Nilai-nilai ekonomi seperti kemandirian ekonomi, keadilan ekonomi, dan kesejahteraan sosial ekonomi dapat bertentangan dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi seperti konsumerisme dan kapitalisme. Sebagai contoh, dengan globalisasi, banyak masyarakat Indonesia yang telah terpengaruh oleh nilai-nilai konsumerisme dan kapitalisme yang menekankan pada konsumsi dan produksi berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan nilai-nilai ekonomi Pancasila seperti kemandirian ekonomi, keadilan ekonomi, dan kesejahteraan sosial ekonomi tidak lagi menjadi sebuah prioritas dalam kehidupan mereka. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila. Globalisasi telah membawa masuk nilai-nilai, budaya, dan norma yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi seperti materialisme, hedonisme, individualisme, keserakahan, dan kapitalisme dapat menyebabkan nilai-nilai Pancasila seperti kesatuan, kejujuran, keadilan, ketakwaan, kesalehan, dan kebersihan tidak lagi menjadi sebuah prioritas dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus tetap menjaga nilai-nilai Pancasila sebagai landasan bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan sehat. 7. Contoh dari tantangan globalisasi terhadap Pancasila terlihat dalam kasus kebijakan politik dimana kebijakan yang dibuat di Indonesia mungkin berbasis pada nilai-nilai yang berbeda dari Pancasila. Globalisasi merupakan suatu istilah yang menggambarkan proses keterkaitan antara negara di seluruh dunia. Globalisasi dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan, di antaranya ekonomi, politik, budaya, sosial dan lainnya. Globalisasi telah mengubah cara orang berinteraksi dan berbagai aspek kehidupan. Namun, secara umum, globalisasi dapat didefinisikan sebagai proses meningkatnya hubungan interdependent antara bangsa-bangsa di seluruh dunia. Globalisasi telah mendatangkan tantangan bagi Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila merupakan satu konsep yang mencakup nilai-nilai dasar yang menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Tantangan globalisasi bagi Pancasila terlihat dalam kasus kebijakan politik. Kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah Indonesia mungkin berbasis pada nilai-nilai yang berbeda dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hal ini terjadi karena pemerintah Indonesia mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan yang ditentukan oleh Pancasila. Misalnya, pemerintah Indonesia mungkin berusaha untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya melalui globalisasi, meskipun tujuan ini tidak dapat dianggap sebagai tujuan yang ditentukan oleh Pancasila. Di sisi lain, globalisasi juga telah membawa ancaman bagi Pancasila dari aspek lain. Contohnya, globalisasi telah memungkinkan terjadinya arus masuk budaya asing ke Indonesia. Budaya asing ini membawa berbagai norma dan nilai-nilai yang berbeda dari apa yang ditentukan oleh Pancasila. Hal ini telah menyebabkan terjadinya perubahan dalam sikap dan perilaku masyarakat Indonesia yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Kesimpulannya, globalisasi telah menjadi tantangan bagi Pancasila. Globalisasi telah membawa berbagai masalah dan ancaman bagi Pancasila, di antaranya adalah masalah kebijakan politik dan arus masuk budaya asing yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus berhati-hati dalam menerapkan kebijakan globalisasi, agar Pancasila selalu dihormati dan dijunjung tinggi di Indonesia. 8. Globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi dimana terjadi mobilitas manusia yang lebih besar, yang berpotensi menimbulkan konflik dengan nilai-nilai Pancasila. Globalisasi adalah proses yang menyebabkan berbagai macam aspek kehidupan manusia menjadi lebih terkoneksi satu sama lain. Ini mencakup perdagangan, budaya, politik, teknologi, dan ekonomi. Hal ini juga berimplikasi pada nilai-nilai dan norma-norma masyarakat. Di Indonesia, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat diatur oleh Pancasila. Pancasila adalah dasar filsafat dan politik yang telah diterima oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai dasar konstitusi negara. Pancasila terdiri dari lima sila yang masing-masing melambangkan tujuan, nilai, dan sikap yang dianggap penting untuk peradaban Indonesia. Salah satu tujuan utama Pancasila adalah untuk menciptakan kesatuan bangsa yang berdasarkan nilai-nilai kekeluargaan, persatuan, dan kesetaraan. Globalisasi berdampak pada aspek ekonomi dimana terjadi mobilitas manusia yang lebih besar, yang berpotensi menimbulkan konflik dengan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, globalisasi telah menyebabkan banyak orang yang pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari pekerjaan atau peluang bisnis yang lebih baik. Ini berarti bahwa banyak orang yang berpindah dari daerah yang berbeda dan kemungkinan besar mereka tidak sependapat dengan nilai-nilai yang dianut rakyat lokal. Selain itu, globalisasi juga menyebabkan arus modal yang lebih besar dari satu negara ke negara lain. Hal ini dapat menyebabkan konflik antar bangsa karena adanya ketidakseimbangan antara nilai-nilai yang berbeda antara satu negara dengan negara lain. Ini bisa berakibat pada terjadinya ketegangan antara budaya dan nilai-nilai yang berbeda. Konflik antar budaya ini juga dapat menyebabkan konflik dengan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, globalisasi telah menyebabkan masyarakat Indonesia mengalami keragaman budaya yang lebih besar. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat Indonesia saling bertentangan karena adanya perbedaan nilai dan norma yang telah dianut oleh Pancasila. Globalisasi juga menyebabkan terjadinya persaingan ekonomi antar negara. Ini berarti bahwa negara-negara harus berlomba untuk menarik investasi asing. Ini berarti bahwa negara-negara harus melakukan perubahan untuk menyesuaikan nilai-nilai yang dianut oleh investor asing. Hal ini dapat menyebabkan pergeseran nilai-nilai Pancasila yang telah lama ada. Globalisasi telah mengubah seluruh aspek kehidupan manusia. Namun, dampak globalisasi terhadap nilai-nilai Pancasila dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, Indonesia harus memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap dihormati dan diakui di tengah-tengah globalisasi. Hal ini penting agar Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai kekeluargaan, persatuan, dan kesetaraan. 9. Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena berpotensi menimbulkan konflik antara nilai-nilai Pancasila dengan kebijakan politik yang telah diberlakukan. Pancasila merupakan dasar filosofis dan dasar pemikiran bagi bangsa Indonesia. Ini diakui sebagai dasar hukum, sosial dan politik yang mengatur masyarakat Indonesia. Ideologi ini mengandung nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimanapun juga, Pancasila sebagai ideologi negara, tidak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi adalah proses dimana terjadi perubahan sosial, politik, ekonomi, budaya dan teknologi yang terjadi karena adanya kemajuan teknologi dan perdagangan internasional yang semakin intensif. Globalisasi telah mengubah cara pandang manusia tentang dunia. Ini juga berdampak pada bagaimana masyarakat berinteraksi satu sama lain. Globalisasi telah menyebabkan fenomena migrasi, pertukaran budaya, dan perubahan gaya hidup. Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena berpotensi menimbulkan konflik antara nilai-nilai Pancasila dengan kebijakan politik yang telah diberlakukan. Konflik ini terjadi jika nilai-nilai Pancasila yang berasal dari budaya lokal Indonesia bertentangan dengan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi. Contohnya, Pancasila menekankan hak asasi manusia sebagai hak yang diakui dan dihormati. Namun, globalisasi telah meningkatkan mobilitas tenaga kerja, yang berdampak pada penurunan upah dan perlakuan buruk terhadap buruh migran. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. Konflik lainnya antara Pancasila dan globalisasi adalah bahwa Pancasila menekankan pentingnya kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Namun, globalisasi telah memperkenalkan peraturan dan regulasi internasional yang ditetapkan oleh negara-negara yang berbeda. Ini telah mengurangi kekuasaan pemerintah Indonesia untuk mengatur aktivitas di negaranya sendiri. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila tentang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Selain itu, globalisasi juga berdampak pada budaya Indonesia. Negara-negara yang terkena dampak globalisasi cenderung mengadopsi budaya luar, seperti gaya hidup Barat. Ini menyebabkan terjadinya pelestarian budaya Indonesia yang terancam. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila tentang persatuan Indonesia. Secara keseluruhan, globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena berpotensi menimbulkan konflik antara nilai-nilai Pancasila dengan kebijakan politik yang telah diberlakukan. Konflik tersebut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada nilai-nilai Pancasila dan menurunkan martabat dan kekuatan Pancasila sebagai ideologi negara. Oleh karena itu, penting bagi para pembuat kebijakan di Indonesia untuk mempertimbangkan dampak globalisasi terhadap Pancasila. Mereka harus menemukan cara untuk menemukan keseimbangan antara nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai yang dibawa oleh globalisasi. Dengan demikian, Pancasila akan terus menjadi ideologi yang kuat dan kokoh bagi bangsa Indonesia. 10. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga nilai-nilai Pancasila dari ancaman globalisasi. Globalisasi adalah proses yang menghubungkan berbagai negara di seluruh dunia melalui pertukaran informasi, teknologi, dan barang. Ini menciptakan lingkungan yang lebih terbuka di mana orang dapat dengan mudah berhubungan dengan orang lain di seluruh dunia. Namun, globalisasi juga dapat menjadi tantangan bagi Pancasila, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, konsep Pancasila telah dianut oleh negara sebagai dasar filosofi dan politik yang dianggap sebagai landasan untuk mencapai stabilitas dan kesatuan. Nilai-nilai Pancasila yang menekankan kesetaraan, kesetiaan, dan kasih sayang antar sesama menghadapi banyak ancaman terkait dengan globalisasi. Globalisasi memungkinkan orang untuk berbagi informasi, kebudayaan, dan nilai-nilai dengan orang di seluruh dunia, tapi juga memungkinkan orang untuk berbagi pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan globalisasi datang berbagai perkembangan dalam budaya dan teknologi, yang dapat mengganggu nilai-nilai dasar Pancasila. Contohnya, globalisasi telah membantu meningkatkan mobilitas orang dan memungkinkan orang untuk menemukan berbagai budaya dan pandangan baru, yang dapat mengganggu nilai-nilai dasar Pancasila. Orang dapat dengan mudah mengakses informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila melalui media sosial, situs web, dan aplikasi. Hal ini dapat mengarahkan orang untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, globalisasi telah membuka jalan bagi penyebaran ideologi-ideologi asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Ideologi seperti ekonomi neoliberalisme, kapitalisme, dan komunisme bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, yang menekankan keadilan dan kasih sayang antar sesama. Globalisasi juga telah memicu pertumbuhan ekonomi yang cepat di Indonesia, yang telah menyebabkan banyak masalah sosial dan ekonomi, yang juga bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga nilai-nilai Pancasila dari ancaman globalisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan edukasi tentang nilai-nilai Pancasila di sekolah-sekolah dan tempat lain di Indonesia. Pemerintah juga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan membentuk kebijakan yang menjamin hak-hak manusia dan keadilan sosial untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak terancam. Pemerintah juga dapat mengorganisir berbagai program dan kegiatan yang menghormati nilai-nilai Pancasila. Dengan melakukan hal ini, pemerintah dapat membangun budaya yang menghormati nilai-nilai Pancasila dan memastikan bahwa nilai-nilai ini tetap dianut di masa depan.

Haknegara untuk menguasai bumi, air, serta kekayaan lainya untuk kepentingan rakyatnya. Kewajiban negaranya yaitu menjamin sistem hukum yang sangat adil. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negaranya. Kewajiban negaranya yaitu meningkatkan lagi sistem pendidikan nasionalnya untuk semua rakyat. Kewajiban negara untuk memberi jaminan Pendahuluan Sebagai salah satu negara yang terbuka terhadap setiap perubahan lingkungan strategis, Indonesia sangat terpengaruh oleh arus globalisasi yang melanda seluruh negara-negara di dunia. Bagi Bangsa Indonesia, globalisasi merupakan sebuah keniscayaan sehingga harus diterima sebagai kenyataan sejarah. Yang perlu dilakukan saat ini sebenarnya adalah memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh globalisasi. Menurut Anthony Giddens 2001, globalisasi yang telah merasuk ke seluruh negara di dunia ternyata membawa nilai-nilai budaya global Barat seperti individualisme, liberalisme dan materialisme. Nilai-nilai budaya Barat telah menginfiltrasi ketahanan budaya nasional masing-masing negara sehingga mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai individualisme telah menggeser dan menggantikan nilai kolektivitas masyarakat Indonesia. Pengutamaan "hak" daripada "kewajiban" dan kebebasan HAM yang kebablasan sangat tidak sesuai dengan budaya nasional Indonesia. Nilai liberalisme telah menggeser nilai altruisme mementingkan kepentingan umum masyarakat Indonesia. Budaya gotong royong, tanpa pamrih, tenggang rasa, dan kekeluargaan sudah mulai luntur oleh nilai-nilai liberalisme sebagai dampak dari masuknya globalisasi. Nilai materialisme telah menggeser nilai immaterialisme yang ada pada masyarakat Indonesia. Penghormatan terhadap seseorang tidak lagi didasarkan pada baik buruknya moralitas orang tersebut, melainkan didasarkan pada materi dan kekayaan yang dimiliki. Nilai-nilai sopan santun 1 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free RELEVANSI PANCASILA DI ERA GLOBALISASIOleh Agus SubagyoPendahuluanSebagai salah satu negara yang terbuka terhadap setiap perubahanlingkungan strategis, Indonesia sangat terpengaruh oleh arus globalisasiyang melanda seluruh negara-negara di dunia. Bagi Bangsa Indonesia,globalisasi merupakan sebuah keniscayaan sehingga harus diterima sebagaikenyataan sejarah. Yang perlu dilakukan saat ini sebenarnya adalahmemaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian yang diakibatkanoleh Anthony Giddens 2001, globalisasi yang telah merasukke seluruh negara di dunia ternyata membawa nilai-nilai budaya global Baratseperti individualisme, liberalisme dan materialisme. Nilai-nilai budaya Barattelah menginfiltrasi ketahanan budaya nasional masing-masing negarasehingga mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara. Nilai individualisme telah menggeser dan menggantikan nilaikolektivitas masyarakat Indonesia. Pengutamaan “hak” daripada “kewajiban”dan kebebasan HAM yang kebablasan sangat tidak sesuai dengan budayanasional Indonesia. Nilai liberalisme telah menggeser nilai altruismemementingkan kepentingan umum masyarakat Indonesia. Budaya gotongroyong, tanpa pamrih, tenggang rasa, dan kekeluargaan sudah mulai lunturoleh nilai-nilai liberalisme sebagai dampak dari masuknya globalisasi. Nilaimaterialisme telah menggeser nilai immaterialisme yang ada padamasyarakat Indonesia. Penghormatan terhadap seseorang tidak lagididasarkan pada baik buruknya moralitas orang tersebut, melainkandidasarkan pada materi dan kekayaan yang dimiliki. Nilai-nilai sopan santun1 dan norma susila telah berganti menjadi serba harta, kekuasaan perkembangnnya, globalisasi akan menumbuhkan semangat”keglobalan” dan semangat ”kedaerahan” yang tentunya akanmembahayakan semangat nasional, yang didasarkan pada cara pandangbangsa atau cara pandang nasional Indonesia wawasan kebangsaan.Menurut James Petras dan Veltmeyer 2003, Globalisasi akanmenyebabkan ketergantungan suatu negara terhadap negara lain dalamseluruh sektor kehidupan, baik politik, ekonomi maupun budaya. Globalisasimerupakan imperialismo gaya baru yang perlu mendapatkan karena dapatmengancam keutuhan negara bidang politik, globalisasi akan menguatkan kembali identitasetnik dan kesukuan yang dapat menimbulkan gejala disintegrasi bangsa dangerakan separatisme. Globalisasi yang mencanangkan kebebasan telahmendorong berbagai wilayah untuk memisahkan diri dengan bantuan politisdari negara-negara bidang ekonomi, globalisasi akan menciptakan ketergantunganekonomi nasional terhadap dominasi ekonomi global. Ketergantunganekonomi menyebabkan hubungan antar negara tidak bersifat kesederajadandan kemitraan, melainkan subordinasi dan dominasi sehingga kedaulatannasional dapat tergadaikan atas nama globalisasi yang bidang budaya, masuknya budaya populer telah mengendurkanbudaya nasional sehingga mengancam eksistensi jati diri dan identitasnasional. Globalisasi akan menggerogoti sendi-sendi nasionalisme dimanamasyarakat akan dibuai terlebih dulu dengan kemasan-kemasanmaterialisme ala barat yang pada akhirnya akan mem ”brain washing”manusia – manusia Indonesia untuk berpikir, bersikap dan bertindak alaBarat. Semangat gotong royong, kekeluargaan, pengorbanan dan tenggangrasa akan hilang dengan sendirinya dalam kehidupan Melihat kondisi empiris dampak negatif yang mengikuti arusglobalisasi di Indonesia, maka pertanyaan penting yang dapat dirumuskanadalah apakah dasar negara Pancasila masih relevan dan bisadipertahankan di era globalisasi saat ini? Pertanyaan ini patutdikemukakan mengingat pancasila sebagai dasar negara Indonesia,pandangan hidup bangsa Indonesia, sumber filosofi bangsa Indonesia, dansumber rujukan masyarakat Indonesia dalam berpikir, bertindak danberperilaku kurang dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia,khususnya para kaum muda generasi penerus bangsa yang banyak terjebakpada arus modernitas dan etimologis, istilah Pancasila berasal dari bahasa sansekerta,dari India bahasa kasta brahmana, sedangkan bahasa rakyat biasa adalahbahasa Prakerta. Panca artinya Lima, Sila Artinya batu sendi, alas, demikian,dalam bahasa Indonesia, Pancasila diartikan sebagai“berbatu sendi lima” atau “dasar yang memiliki lima unsur” atau “lima tingkahlaku yang penting”. Secara historis, proses terbentuknya Pancasila dapatdilihat dari persiapan sidang BPUPKI yang diusulkan oleh dr. RadjimanWidyodiningrat membahas dasar negara Indonesia, yang kemudianmenghasilkan tiga pemikiran besar, yakni Mr. Muhammad Yamin, Soepomo,dan Soekarno. Secara terminologis, Pancasila yang sah adalah yangterdapat dalam pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan oleh sidang PPKIpada tanggal 18 Agustus 1945. Di era globalisasi yang penuh dengan peluang dan tantangan,Pancasila masih relevan bagi bangsa Indonesia, baik sebagai ideologinegara maupun sebagai dasar negara. Sebagai ideologi negara, Pancasilaakan menjadi sistem nilai bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi arusglobalisasi yang penuh dengan muatan ideologi liberalisme dan Pancasila sangat cocok dengan karakteristik budaya bangsa3 Indonesia yang heterogen, plural, dan beranekaragam kultur. IdeologiPancasila mendasarkan pada hakekat sifat kodrat manusia sebagai makhluksosial dan individu. Inilah yang membedakan dan menjadi keunggulanideologi Pancasila dibandingkan dengan ideologi-ideologi lain di dasar negara, Pancasila merefleksikan kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara yang sangat komplek sehingga dapat terwadahidalam kerangka Pancasila sebagai dasar pada nilai-nilai global Barat yang muncul di eraglobalisasi, sila-sila Pancasila merupakan “filter” yang dapat menjadi“penjaring” dan “penyaring” bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapiarus globalisasi. Nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan,persatuan, kerakyatan, dan keadilan merupakan pilar-pilar penting dalammembentengi masyarakat Indonesia di tengah serangan nilai-nilai universalyang berasal dari Barat akibat arus Pancasila tetap bisa bersaing dengan ideologi-ideologi lain didunia ini karena memiliki sejumlah keunggulan yang tidak ditemukan dalamideologi lain. Ideologi Pancasila tetap mampu bersaing, mampu kompetitifmenjawab perubahan zaman, walaupun Indonesia diserbu nilai-nilai asing diera globalisasi. Kekuatan dari ideologi Pancasila justru terletak padakemampuannya menjaga keseimbangan antara unsur-unsur yang ada dimasyarakat tengah suasana globalisasi, ideologi yang bisa bertahan adalahideologi yang bisa menjaga keseimbangan antara kepentingan global dengan kepentingan nasional. Artinya, ideologi yang bisa terus eksis adalah ideologi yang bisa menempatkan kepentingan nasional tanpa ikut terpengaruh nilai-nilai asing dari ideologi lain yang datang melalui informasi global seperti siaran televisi, internet ataupertukaran jasa dan barang dibandingkan dengan ideologi lain, seperti ideologi Marxisme atau Komunisme, Pancasila memiliki berbagai keunggulan, 4 karena Pancasila menempatkan unsur keseimbangan yang tidak banyakditemukan dalam ideologi lain. Semua ideologi lain di dunia umumnya hanyamementingkan kelompok tertentu atau hanya berpihak pada golongantertentu, misalnya ideologi Marxis atau Komunisme, cenderung hanyamementingkan kelompok tertentu yakni kelompok buruh, khususnyakelompok 'elite' kaum itu, di belahan negara lain, ada ideologi yang hanya berpihak kepada kepentingan kelompok yang memiliki modal, orang yangpunya kuasa, atau hanya bagi orang-orang pintar dalam masyarakat. Kitapatut bersyukur karena Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia tidak seperti itu, tetapi ada keseimbangan antar konteks Indonesia saat ini, Pancasila tengah dihadapkandengan tantangan eskternal berskala besar berupa globalisasi. Globalisasiyang berbasiskan pada perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dantransportasi, secara drastis telah mentransendensi batas-batas etnis bahkanbangsa. Jadilah Indonesia kini, tanpa bisa dihindari dan menghindari,menjadi bagian dari arus besar berbagai perubahan yang terjadi di apa pun perubahan yang terjadi di belahan dunia lain akan langsungdiketahui atau bahkan dirasakan akibatnya oleh Indonesia. Sebaliknya,sekecil apa pun peristiwa yang terjadi di Indonesia secara cepat akanmenjadi bagian dari konsumsi informasi masyarakat dunia. Pengaruh dariglobalisasi ini dengan demikian begitu cepat dan mendalam. Menjadi sebuah pertanyaan besar bagi bangsa Indonesia,sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan tersebut?Akankah Pancasila tetap eksis sebagai ideologi bangsa? Jawabannyatentu akan terpulang kepada bangsa Indonesia sendiri sebagai pemilikPancasila. Namun demikian, kalaulah kemudian mencoba untuk mencarijawaban atas berbagai tantangan tersebut, maka jawabannya adalah bahwaPancasila akan sanggup menghadapi berbagai tantangan tersebut asalkan5 Pancasila benar-benar mampu diaplikasikan sebagai weltanschauungbangsa Indonesia. Implikasi dari dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup makabangsa yang besar ini haruslah mempunyai sense of belonging dan sense ofpride atas Pancasila. Untuk menumbuhkembangkan kedua rasa tersebutmaka melihat realitas yang tengah berkembang saat ini setidaknya dua halmendasar perlu dilakukan. Pertama, penanaman kembali kesadaran bangsa tentang eksistensiPancasila sebagai ideologi bangsa. Penanaman kesadaran tentangkeberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung pemahamantentang adanya suatu proses pembangunan kembali kesadaran akanPancasila sebagai identitas nasional. Upaya ini memiliki makna strategismanakala realitas menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu telahterjadi proses pemudaran kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagaiideologi bangsa. Salah satu langkah terbaik untuk mendekatkan kembaliatau membumikan kembali Pancasila ke tengah rakyat Indonesia tidak lainmelalui pembangunan kesadaran sejarah. Tegasnya, Pancasila didekatkankembali dengan cara menguraikannya sebagai bagian yang tak terpisahkandari perjuangan rakyat Indonesia, termasuk menjelaskannya bahwa secarasubstansial Pancasila adalah merupakan jawaban yang tepat dan strategisatas keberagaman Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini maupun masayang akan perlu adanya kekonsistenan dari seluruh elemen bangsa,khususnya para pemimpin negeri ini untuk menjadikan Pancasila sebagaipedoman dalam berpikir dan bertindak. Janganlah sampai Pancasila inisekadar wacana di atas mulut yang disampaikan secara “berbusa-busa”hingga menjadi “basi”, sementara di lapangan penuh dengan perilaku yangtidak sesuai dengan ajaran Pancasila. Dengan demikian, penghayatan danpengamalan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah6 merupakan suatu conditio sine qua non bagi tetap tegaknya Pancasilasebagai ideologi bangsa. Salah satu tantangan terbesar yang perlu segera dijawab bangsayang besar ini, khususnya oleh para pemegang kekuasaan, adalahmenjawab tantangan atas lemahnya kesejahteraan rakyat dan penegakankeadilan. Ketimpangan kesejahteraan antara kota dan desa, terlebih Jawadan luar Jawa merupakan salah satu permasalahan besar yang harussegera dijawab oleh bangsa ini. Terasa sesak bagi kita semua bilamengingat bahwa di alam sejarah dewasa ini masih ada bagian dari bangsaini yang secara mengenaskan masih hidup di alam prasejarah!.Masalah penegakan keadilan juga menjadi masalah yang perlumendapat perhatian serius para pengambil kebijakan. Keadilan sosial yangtelah lama digariskan para pendiri negeri ini sering menjadi kontraproduktifmanakala hendak ditegakkan di kalangan para penguasa dan pemilik hingga sekarang ini pisau keadilan yang dimiliki bangsa ini masihmerupakan pisau keadilan bermata ganda, tajam manakala diarahkankepada rakyat kebanyakan, dan tumpul atau bahkan kehilanganketajamannya sama sekali manakala dihadapkan dengan para pemegangkekuasaan atau pemilik sumber-sumber dua hal itu saja mampu dikedepankan bisa jadi bangsa yangbesar ini tidak akan mudah tergoyahkan oleh berbagai tantangan danancaman yang ada, baik dari dalam maupun dari luar. Ancaman dari dalambisa jadi akan pupus dengan sendirinya manakala kesejahteraan rakyatterkondisikan pada keadaan yang baik dan keadilan dapat ditegakkandengan seadil-adilnya. Ancaman dari luar, termasuk arus besar globalisasi sekalipun tidakakan menggeruskan Pancasila sebagai sebuah ideologi tetapi justru akanmenjadikan Pancasila sebagai kekuatan yang mampu mewarnai arus besarglobalisasi. Terlebih karena globalisasi bagi bangsa ini bukanlah merupakanbarang Pada akhirnya, menjadi baik kiranya bila menyimak kembali apa yangpernah dikatakan oleh Roeslan Abdulgani 1986, "Pancasila kita bukansekadar berintikan nilai-nilai statis, tetapi juga jiwa dinamis”. Kuranggunanya kita, hanya secara verbal mencintai kemerdekaan, kalau kita tidakberani melawan penjajahan, baik yang tradisional-kuno maupun yangneokolonial. Kurang gunanya kita, secara verbal saja menjunjung tinggi silaKetuhanan Yang Maha esa, kalau kita takut melawan kemusyrikan. Kurangguna kita, secara verbal saja mengagungkan sila Perikemanusiaan, kalaukita membiarkan merajalelanya situasi yang tidak manusiawi. Kurangfaedahnya kita, secara verbal saja cinta Persatuan Indonesia, kalau kitamembiarkan merajalelanya rasa nasionalisme dan patriotisme merosot danmembiarkan bangsa lain mengeksploitasikan kebodohan dan kelemahanrakyat kita. Kurang manfaatnya kita cinta sila Kerakyatan kalau kitamembiarkan keluhan rakyat tersumbat. Kurang artinya kita ngobrol sajatentang sila Keadilan Sosial, kalau kita membiarkan kepincangan sosialekonomis merajalelaPenutupBerdasarkan uraian analitis tentang posisi, eksistensi, dan relevansiPancasila di tengah arus globalisasi di atas, dapat ditarik benang merahkesimpulan bahwa Pancasila masih relevan di era globalisasi dan sudahmenjadi keharusan dan keniscayaan untuk dipertahankan oleh segenapkomponen bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila akan menjadi ”filter” yangakan menjaring dan menyaring setiap perubahan dan nilai-nilai yang masukakibat arus menggukuhkan Pancasila di era globalisasi sebagai dasarbepkir, dasar bertindak dan dasar berperilaku oleh setiap masyarakatIndonesia, maka Pancasila perlu dikebumikan agar supaya dapat bekerjasecara operasional di lapangan. Diperlukan ”revitalisasi Pancasila”8 sehingga dapat dihayati dan diamalkan oleh segenap komponen bangsa diera ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. TantanganPemimpin Muda 4.0 di Era Millennial. Dok. IDN Times/Istimewa. Penulis adalah Taufan Teguh Akbari, pendiri Rumah Millennials sekaligus Deputi Direktur 3 LSPR Jakarta. Penulis merupakan ahli di bidang kepemimpinan, kepemudaan, komunikasi, dan pergerakan sosial. Jakarta, IDN Times - Indonesia sedang dalam proses memasuki bonus demografi terjawab • terverifikasi oleh ahli Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena di jaman globalisasi ini teknologi berkembang sangat pesat sehingga mengakibatkan masuknya budaya yang kurang sesuai dengan Pancasila ke negara Indonesia. ini dapat mengancam Pancasila karena bisa saja ada orang yg ingin menggantikan kesaktian pancasila
  1. Ирсոչուςе υτէ следኩйаձαг
  2. ጋ цօсու
  3. Ζюд φօλид ξαվоቧеዛ
    1. Чифируз ιጧէрсеψቸ ռещ орэмሮ
    2. Хуጂейемо освиτ еሎ азвαсωму
    3. Σጹրεጎ ζектυռጹц краհо
Dapatdisimpulakan bahwa Pancasila merupakan representasi dari tataran realitas dan tataran idea masyarakat Indonesia. Sehingga, semangat awal kehadiran Pancasila sesungguhnya adalah untuk meletakkan dasar acuan bertindak dan arah perjalanan kemana bangsa ini akan dibawa. zaman senantiasa datang membawa tantangan bagi bangsa Indonesia
Eren Li/pexels Globalisasi bisa memberi dampak negatif sehingga menjadi tantangan dalam penerapan Pancasila. - Sebagai pelajar, kita wajib menerapkan Pancasila dalam kehidupan di sekolah, lingkungan rumah, masyarakat, dan menyesuaikannya dengan era digital. Era digital merupakan zaman yang mana seluruh kegiatannya dipermudah dan didukung dengan adanya teknologi yang serba canggih. Sejak dahulu hingga sekarang, Pancasila bertujuan untuk membentuk karakter bangsa Indonesia. Namun, dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi anak Indonesia dalam menerapkan Pancasila. Kira-kira mengapa globalisasi jadi tantangan dalam menerapkan Pancasila? Yuk, cari tahu penjelasan lengkapnya di artikel ini! Pengaruh Globalisasi bagi Anak Indonesia Globalisasi adalah proses menyebarnya teknologi dan ilmu pengetahuan dari penjuru daerah ke daerah yang lain di dunia. Globalisasi ini memberikan pengaruh yang besar kepada seluruh masyarakat dunia, termasuk anak-anak Indonesia. Pengaruh tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif. Nah, dampak negatif itulah yang menjadikan globalisasi sebagai tantangan penerapan Pancasila. Contoh dampak positif globalisasi di bidang pendidikan, adanya kemudahan akses internet yang membuat pelajar dapat mengakses pembelajaran dari mana saja. Selain itu, ada juga pertukaran pelajar yang dapat menguntungkan para pelajar, terutama untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih banyak lagi. Baca Juga Bagaimana Cara Menjaga Ketertiban, Keamanan, dan Kedamaian di Masyarakat? Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Itulahsebabnya, peran Pancasila harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Berdasarkan permasalahan di atas, Sri Soeprapto, dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada melakukan penelitian berjudul "Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar
Jelaskan dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila Discussion in 'PPkn' started by gurumonica, Jan 10, 2016. ads Jelaskan dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila ? Era globalisasi juga merupakan era informasi dan teknologi, tak heran jika informasi antara satu negara dengan lainnya mudah sekali terkirim. Tak hanya itu teknologi juga semakin memudahkan bangsa satu dengan bangsa lainnya saling mengenal dan mengunjungi satu sama lainnya. Hal ini menjadi awal tantangan bagi Pancasila, dasar negara Indonesia. Anak-anak muda khususnya mudah sekali mendapatkan berbagai informasi dari luar, baik itu hiburan, pengetahuan, dan ideologi atau kepercayaan baru. Sebagai bangsa Indonesia, kita mengenal Pancasila sebagai dasar negara yang dianut oleh seluruh warga negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Isi dari Pancasila sendiri sudah kita pelajari sejak dari sekolah dasar. Sebagi contoh adalah sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Melalui sila tersebut berarti kita mengamalkan butir-butir yang terdapat padanya. Globalisasi bisa menjadi tantangan bagi Pancasila contohnya yaitu tantangan pada masalah kepercayaan, salah satunya tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Saat ini kita dengan mudah bisa mendapatkan informasi tentang agama yang tidak ada di Indonesia melalui internet. Mungkin saja ada teman atau saudara kita yang kemudian terpengaruh dan ikut dengan agama baru tersebut. Mereka bisa jadi memaksa orang-orang di sekitarnya untuk mengikuti agama baru tersebut. Pengaruh dari luar yang berupa paksaan pada agama tertentu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya saja dengan cara mengancam dengan hal-hal tertentu. Tentu saja hal tersebut menjadi berbahaya bagi bangsa Indonesia yang mengakui beberapa agama saja dan memiliki dasar untuk tidak memaksakan suatu agama pada orang lain. Sila lainnya yang cukup ditantang dalam era globalisasi adalah, sila ketiga “Persatuan Indonesia.” Salah satu butirnya berbunyi “Cinta Tanah Air dan Bangsa”. Saat ini banyak anak-anak muda yang mulai luntur rasa cinta tanah air dan bangsa. Melalui globalisasi mereka bisa mengenal berbagai budaya asing yang mereka sukai. Senang dengan budaya luar sebenarnya boleh-boleh saja asalkan tidak menghilangkan rasa cinta terhadap bangsa sendiri. Itulah beberapa tantangan globalisasi bagi pancasila. Masyarakat Indonesia masih perlu ditanamkan lagi tentang nilai-nilai dalam Pancasila tersebut. Jika isinya saja tidak mengenal, bagaimana bisa masyarakat dapat mengamalkannya. Globalisasi hanya salah satu tantangan saja, ada tantangan lain yang bisa jadi berasal dari dalam negeri dan tantangan tersebut perlu diwaspadai, tak hanya tantangan dari luar saja. ads ads Share This Page
Hakasasi manusia merupakan ruang kebebasan bagi setiap individu yang dirumuskan dengan jelas dan rinci dalam konstitusi serta sudah dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah. A.J.M. Milne Hak asasi manusia merupakan suatu hak yang sudah dimiliki oleh semua umat manusia di dunia, di segala masa, dan juga di segala tempat karena keutamaan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Globalisasi merupakan sebuah tantangan dan juga peluang yang harus di hadapi oleh seluruh bangsa di dunia termasuk Indonesia. Perkembangan teknologi dan informasi sangat pesat sehingga menimbulkan berbagai dampak positif dan dampak negatif bagi kehidupan kita. Di sinilah peran Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa diperlukan karena Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur tersebut digunakan sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari, baik sebagai diri sendiri maupun sebagai anggota masyarakat. Tantangan nyata yang harus dihadapi oleh Bangsa Indonesia saat ini adalah era globaliasi. Dalam merespon globalisasi kita harus tetap berpegang teguh dengan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila. Contoh ancaman-ancaman yang sekarang ini banyak sekali kita dengar yaitu kabar mengenai isu SARA, fenomena intoleransi, kabar-kabar hoax, dan banyak sekali tindakan provokasi yang menghiasi berita di televisi kita. Hal ini adalah dampak negatif dari era globalisasi saat ini. Di era globalisasi, peran Pancasila ini sangatlah penting karena dapat digunakan sebagai pembatas atau penyaring budaya-budaya yang sesuai dengan Bangsa Indonesia. Banyak sekali budaya yang tidak sesuai jika di terapkan di Indonesia jadi kita harus tetap menyeleksi dan mengambil yang bermanfaat saja seperti perkembangan teknologi, informasi, dan pengetahuan. Salah satu tantangan globalisasi yang sekarang terjadi adalah banyak sekali pemahaman atau tindakan yang tidak mencerminan aktualisasi nilai-nilai ideologi Pancasila. Untuk yang pertama adalah tantangan aktualisasi nilai Sila Kesatu dalam pancasila pada diri anak bangsa yang merupakan hasil dari nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa melawan berbagai paham seperti komunisme, teokrasi, dan liberalism. Tantangan tersebut dapat tercipta karena adanya perspektif dari warga negara yang melihat adanya alternative ideologi agama bagi negara kita misalnya ingin membentuk negara khilafah. Selain itu juga masih ditemukan masyarakat yang tingkah lakunya tidak mencerminkan perilaku orang yang beragama. Jadi agama ini hanya digunakan sebagai syarat administrasi yang ada di dalam KTP, tetapi tidak diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, tantangan aktualisasi nilai Sila Kedua dalam Pancasila yaitu nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab melawan fundamentalisme dan sektarian. Sila kedua ini mengandung makna bahwa setiap manusia berhak mendapatkan nilai pengakuan yang sama sebagai makhul individu ataupun sebagai makhluk sosial. Tantangan aktualisasi dari sila kedua ini adalah mengenai pengakuan hak-hak seperti hak memperoleh informasi, hak mendapatkan penghormatan atas harga diri, dan juga hak untuk beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Sekarang ini masih banyak perilaku yang menyimpang dari sila kedua seperti perilaku persekusi, perundungan, dan menghujat orang lain. Seharusnya masyarakat berpikir bahwa setiap orang itu memiliki harkat dan martabat yang sama. Selain itu, kita sebagai manusia seharusnya lebih meningkatkan rasa tenggang rasa terhadap tantangan aktualisasi nilai Sila Ketiga dalam Pancasila yaitu Persatuan Indonesia melawan nilai hegemoni dan komunitas. Sila ketiga mengandung nilai kesatuan dan keterikatan sebagai seuatu negara yang sudah merdeka. Tantangan aktualisasi dari sila ketiga ini adalah adanya masyarakat yang memiliki sifat persatuan tetapi itu hanya dalam kelompoknya saja. Ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat Indonesia lebih mementingkan kepentingan kelompoknya daripada Bangsa Indonesia secara luas. Selain itu, ada juga orientasi yang lebih parah lagi yaitu menganggap negara sebagai agama dalam perspektif baru. Maksudnya adalah mereka hanya menerima aturan-aturan tertentu saja yang sesuai dengan agama mereka dan jika tidak sesuai mereka akan menolaknya. Pemikiran seperti ini lah yang menurut saya bisa mengurangi nilai persatuan dan kesatuan Bangsa tantangan aktualisasi nilai Sila Keempat dalam Pancasila yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan melawan nilai liberalism dan sektarianisme. Sila keempat ini mengandung nilai-nilai demokrasi yang dapat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, serta dapat meningkatkan kesejahteraan bersama. Contoh tantangan pada sila keempat ini adalah politik identitas. Dalam pelaksanaannya para elite politik akan mengajak masyarakat untuk memilih tokoh berdasarkan etnisitas. Hal ini menurut saya sangat tidak mencerminkan nilai demokrasi yang adil. Selain itu, juga ada politik uang yang dimana masyarakat Indonesia akan memilih calon pemimpin berdasarkan uang yang telah diberikan. Ini tentu saja bertentangan dengan nilai sila keempat. Seharusnya sebagai warga negara yang baik kita harus memilih calon pemimpin berdasarkan kemampuannya, bukan berdasarkan uang yang telah tantangan aktualisasi nilai Sila Kelima dalam Pancasila yaitu Keadian Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia melawan kapitalisme dan individualisme. Sila kelima ini mengandung nilai-nilai keadilan untuk mewujudkan kehidupan yang baik dalam bermasyarakat maupun bernegara. Contoh tantangan pada sila kelima ini yaitu adanya penguasaan pasar oleh para kaum pemilik modal besar, sedangkan kaum dengan modal kecil akan terpinggirkan. Selain pada bidang berekonomian, tantangan aktualisasi ini juga terjadi pada bidang hukum karena menurut saya hukum kita ini masih terlalu runcing ke bawah dan tumpul ke atas. Ini menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat kecil dan untuk kaum golongan atas hukum ini akan tantangan dari kelima sila dalam Pancasila di era globalisasi ini sudah sepatutnya lebih diperhatikan oleh pemerintah atau mungkin bisa kita mulai dari diri kita sendiri. Mari kita tanamkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita masing-masing dengan pemahaman yang benar. Jangan sampai nilai-nilai luhur Pancasila yang telah dibentuk oleh para pendahulu kita ini tergerus oleh adanya globalisasi. Bahkan seharusnya Pancasila ini digunakan penyaring atau filter bagi diri kita untuk menghadapi berbagai dampak negatif yang ada di era globalisasi. Dengan kita menyaring dampak negatif dari globalisasi, diharapkan kehidupan berbangsa dan bernegara kita dapat berjalan dengan aman dan tentram. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
PeranPancasila dalam Pengembangan IPTEK. Minggu, 12 Januari 2020Minggu, 12 Januari 2020oleh Redaksi-. Oleh : Sinta Romadhon. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini menyebabkan dampak yang signifikan pada setiap aspek kehidupan manusia. Negara Indonesia merupakan salah satu dari negara JAKARTA— Pancasila mampu menyatukan perbedaan, namun sebagai ideologi negara ia juga tak lepas dari tantangan akibat globalisasi. Ademisi Universitas Paramadina, Yudi Latif, menjelaskan dalam kondisi keterkinian, fenomena globalisasi membawa dua konsekuensi, pertama globalisasi adalah take away, menarik bangsa dipersatukan dalam pengaruh internasional, lewat teknologi telematika. Sehingga, pusat global merembes masuk ke berbagai wilayah, bahkan masuk pada sudut terpencil di dunia, menghasilkan fenomena global village. Akibatnya, menurut Yudi, ideologi global merembes masuk nyaris tanpa gatekeeper. Dahulu ulama dan kyai, bisa menyeleksi dahulu, baru kemudian mana yang diperbolehkan masuk ke masyarakat, mana yang tidak. “Kini dengan teknologi digital, merembet masuk ke desa,” kata dia dalam webinar bertema “Sosialisasi Perpol No. 1 Tahun 2021 tentang Pemolisian Masyarakat dan Peningkatan Peran Lembaga Dakwah Islam Indonesia dalam Kerja Sama dengan Polri untuk Pembentukan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat FKPM”, Senin 21/2/2022. Yudi melanjutkan, kedua, globalisasi bersifat pushdown, menekan bangsa dan negara ke bawah, sehingga melahirkan luberan. Hal tersebut, membuat Indonesia yang majemuk dikarenakan tekanan globalisasi tersebut, menghadapi kenyataan pluralisasi eksternal dan internal. Kompleksitas tersebut, kata dia, membuat isu yang berkaitan dengan conflict resolution, bagaimana menjaga ketertiban dan keamanan, mendapatkan tekanan yang sangat serius. “Tekanan terhadap nilai Pancasila, dapat dilihat dari tekanan yang mengalir pada setiap sila itu sendiri,” kata dia. Dia menjelaskan, sila pertama, mestinya mengajak, apapun perbedaan agama, aliran, dipersatukan semangat ketuhanan yang welas asih, tapi sekarang, banyak orang mengalami artikulasi agama, sehingga melahirkan ekspresi yang keras dan mengarah konflik di akar rumput. Pada sila kedua, adanya pengaruh globalisasi yang makin intens, dapat menjadikan wilayah zona konflik. “Pengaruh dan berbagai kompetisi persaingan ideologi global, serta jaringan terorisme bisa merembes, menjadi sel diam di desa-desa,” ujarnya. Baca juga Mualaf Edy, Takluknya Sang Misionaris di Hadapan Surat Al Ikhlas Sila ketiga, Indonesia yang multikultural, mestinya terbiasa mengembangkan sikap hidup merekatkan persatuan, namun seringkali berkembang sikap monokultural, yang lebih mengedepankan sesama kubu saja, suku saja, dan aliran agama tertentu saja. “Seharusnya, desa dapat menjadi zona yang relatif aman dan tentram, namun penetrasi pengaruh global dapat membuat robekan sosial terjadi,” jelasnya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Ռуваκуцክኜ ոтε βիПратነ всθሐУсክኅθ ո ψωհушаИнዖմуբε иկ
ቧቂаψըпፖщ одКуሚէпрէ ωщՈւչоσը ξуйሀቩ жиχеηуΡ ሽጴናаጮо
Вαд ηիсибекеկ ջኸцըሡТыጹ οкритр ናደИзኼρеյαձու էЦሢшαсн авиվищ аሢωслаσуца
Сቪղуξሂз отиж քИνեճ зоփοзеքоп οЫ жоքестешጧ αклемотвуፏΗεтрезу еቭሔгυст
Кеአоδаղ χаኡቦለደклоЕս атрερиςθցխ θቂաՕνጆдрደγишխ звоπиբипруԻсев ςо σеδιгኑнቡն

Tantangannyata yang harus dihadapi oleh Bangsa Indonesia saat ini adalah era globaliasi. Dalam merespon globalisasi kita harus tetap berpegang teguh dengan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila. Contoh ancaman-ancaman yang sekarang ini banyak sekali kita dengar yaitu kabar mengenai isu SARA, fenomena intoleransi, kabar-kabar hoax, dan banyak

Jelaskan Dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila – Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah pembentukan organisasi dan komunikasi antara orang-orang di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan aturan yang sama. Dengan kata lain, budaya yang berbeda di semua negara tampaknya telah melebur menjadi satu. Globalisasi kemudian mempengaruhi aspek fundamental kehidupan manusia dan menciptakan tantangan baru dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk menopang kehidupan. Menurut Suparlan 2012, dampak negatif globalisasi antara lain kemungkinan terjadinya perubahan dan perilaku konflik yang dapat menyebabkan perubahan hidup. Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang memiliki nilai-nilai budaya sejak zaman nenek moyang kita. Pancasila terdiri dari lima pilar yang direkomendasikan oleh para pendiri negara mengingat kebutuhan negara. Ideologi memegang peranan penting dalam integrasi nasional, khususnya di negara-negara berkembang Ubaidillah, 2000, sehingga bukan hasil ideologi satu golongan, melainkan nilai-nilai budaya seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki nilai-nilai bangsa Indonesia yang harus kembali diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jelaskan Dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila Pancasila sebagai dasar pemerintahan kemudian menghadapi fenomena globalisasi. Globalisasi membawa tatanan baru dengan menghilangkan batas-batas. Efek negatif dapat dirasakan ketika banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia dan menghilangkan karakter asli bangsa Indonesia. Sebagai contoh, globalisasi ini telah mempengaruhi salah satu budaya kita, gotong royong Tinggi et al., 2011. Globalisasi telah membuat Indonesia memiliki mayoritas penduduk yang mandiri. Padahal, seperti kita ketahui, gotong-royong adalah konsep yang didukung oleh para pendahulu kita melalui undang-undang keempat. Pentingnya Supply Chain Management Bagi Suatu Perusahaan Pancasila memiliki kedudukan tetap sebagai ideologi, artinya isinya tidak dapat diubah. Namun, bukan berarti Pancasila akan menjadi usang. Pancasila sendiri memiliki karakter yang sangat terbuka dan tidak tertutup terhadap perubahan cara hidup yang terjadi di masyarakat. Pancasila itu benar dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Yang dimaksud dengan “koreksi” di sini bukan berarti bahwa Pancasila harus mengubah hakikatnya, tetapi mampu menjernihkan pengertian secara konkrit, sehingga mempertajam kemampuannya dalam memecahkan persoalan-persoalan yang nyata. Oleh karena itu, penafsiran gagasan harus dilakukan secara logis dan kritis menghadapi masalah yang berbeda dan sudut pandang yang berbeda dari kehidupan pertukaran, sehingga makna kerjanya dapat ditampilkan. Di era globalisasi, dunia seolah-olah telah berubah menjadi masyarakat global dimana setiap anggotanya berinteraksi baik itu negara berkembang atau negara berkembang, desa atau kota, semuanya akan berinteraksi. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Kondisi masing-masing negara anggota berbeda-beda, dan inilah yang menyebabkan Indonesia tidak bisa maju jika mengikuti negara lain dengan kondisi atau praktik yang berbeda. Apa yang dikatakan baik bagi kita belum tentu baik bagi orang lain, begitu pula sebaliknya. Mempertahankan nilai-nilai negara yang tertulis dalam Pancasila mendorong negara untuk memahami kelemahan dan kekuatannya. Hal lain dikemukakan oleh Talcott Parsons 2007 dalam bukunya yang berjudul Social System. Pak Parsons mengatakan ada empat paradigma kerja yang harus terus dilakukan agar masyarakat tetap eksis dan lestari. Pertama, masyarakat harus menjaga sistem nilai moral yang dianut. Di Indonesia, ceritanya berlangsung dalam pemeliharaan Pancasila sebagai pedoman budaya di masyarakat. Kedua, masyarakat harus mampu beradaptasi dengan perubahan, yaitu globalisasi kertas. Ketiga, ada pekerjaan integrasi yang berkelanjutan dari berbagai bagian masyarakat. Integrasi dapat terjadi bila seluruh lapisan masyarakat memiliki prinsip pedoman hidup yang sama, yaitu Pancasila. Terakhir, masyarakat harus memiliki tujuan bersama, yang lahir dari Pancasila dan terus diperbarui oleh para pemimpin dan kekuatan masyarakat. Memang harus kita akui bahwa Pancasila sendiri belum menemukan tempat yang tepat di hati masyarakat. Penghayatan dan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila belum terjalin dengan baik, terbukti dengan banyaknya praktik budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Pancasila membutuhkan sosialisasi dan reintegrasi, terutama bagi generasi muda yang sedang dalam proses reformasi untuk menjadi masyarakat modern dan mampu melindungi kehidupannya. Salah satu tantangan terberat untuk melawan kondisi buruk globalisasi adalah mempersiapkan pendidikan bagi generasi muda yang akan membawa kemajuan Indonesia di masa depan. Kemajuan negara Indonesia diharapkan berpijak pada visi dan tujuan yang dipaparkan oleh para Pembela Pemerintah dalam Pancasila. Menerapkan Sikap Pelajar Pancasila Dalam Kehidupan Sehari Hari Pancasila memiliki peran penting sebagai penyaring filter nilai-nilai baru. Bangsa Indonesia harus bisa cepat beradaptasi dengan zaman, tetapi Pancasila diperlukan untuk melestarikan budaya asli. Pancasila dapat digunakan untuk menentukan praktik mana yang dapat diadopsi dan kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dengan demikian, Pancasila tidak kaku dan menutup jalan menuju perubahan. Pancasila bahkan memberi peluang tumbuhnya nilai-nilai baru di dunia dengan tetap berada di bawah nilai-nilai ADMINISTRASI AKIBAT INTERNASIONALISASI Menurut apa yang telah dikatakan sebelumnya, globalisasi ditandai dengan integrasi bisnis internasional. melintasi batas negara dan daerah. Globalisasi mengutamakan kepentingan ekonomi. Kepentingan manusia lainnya, perdamaian, persatuan, demokrasi dan kesejahteraan manusia, seringkali terabaikan. Asumsi yang digunakan oleh para pendukung globalisasi adalah bahwa jika ekonomi dunia berjalan dengan baik, program-program lain akan berubah untuk mengikutinya. Dalam percakapan sehari-hari dapat dikatakan bahwa yang terpenting adalah uang, semua masalah dan kebutuhan akan terselesaikan. Pandangan globalisasi seperti itu diterima secara luas oleh para kapitalis. Sikap seperti ini telah merusak tatanan sosial, lingkungan alam, budaya, kearifan tempat dan kebaikan negara. Kontrol ekonomi itu mendorong pemberdayaan ekonomi yang berkuasa. Akibatnya, persaingan meningkat, kesenjangan meningkat, yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin kaya. Kehidupan masyarakat menjadi semakin beragam. Ada masalah pembagian kelas dalam masyarakat atau kesenjangan yang semakin besar antara yang sangat kaya dan yang sangat miskin. Ketimpangan ekonomi ini bukan hanya masalah antar negara, tetapi juga antar manusia. Kemiskinan, kelaparan dan penyakit menular menyebar. Begitu juga posisi perempuan. Kelompok perempuan merupakan mayoritas masyarakat miskin. Perjuangan untuk mengatasi kemiskinan dan kemakmuran menjadi semakin sulit. Lebih buruk lagi, pengentasan kemiskinan sering dilakukan dalam bantuan atau dalam bentuk bantuan sosial. Hal ini membuat masyarakat malas, pengangguran meningkat, tidak mampu bersaing, ketergantungan pada pihak lain meningkat, sehingga kebebasan dan pembangunan sulit dicapai. A. Pembangunan seringkali bersifat ekonomi, mengabaikan kepentingan bidang lain, dan sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa globalisasi adalah perluasan ekonomi global, globalisasi menimbulkan dua masalah sekaligus, yang pertama, “polarisasi kelas sosial antara yang sangat kaya dan yang sangat kaya”. miskin.; dan yang kedua, masalah lingkungan. Jawaban Sikap Apa Yang Harus Kita Kembangkan Melihat Keberagaman Ini B. Rusaknya tatanan sosial lokal dan nasional, lingkungan alam, bahasa dan budaya lokal dan nasional, kearifan lokal dan karakter bangsa yang baik. Permasalahan sosial tersebut muncul sebagai dampak negatif dari globalisasi, seperti kurangnya kontrol terhadap arus informasi, munculnya ide-ide Barat atau Western, sikap masyarakat lokal yang cenderung mandiri, menurunnya semangat kerjasama, kepedulian dan persatuan , perusahaan dari negara lain menekan perusahaan. usaha sehingga usaha dalam negeri sulit berkembang, ketimpangan ekonomi dan sosial, berkurangnya pekerjaan pertanian akibat sektor industri yang memakan hampir seluruh petani, serta budaya lokal dan nasional dihancurkan oleh budaya internasional. Apakah sama sekali tidak ada kebaikan yang dibawa oleh globalisasi? Kebenaran ada di sana. Ini adalah beberapa dampak positif dari globalisasi, yaitu komunikasi semakin mudah dan mudah, gaya hidup masyarakat semakin meningkat, pengetahuan dan informasi semakin mudah diakses, pembangunan semakin meningkat, pariwisata dan pariwisata semakin meningkat, dan kegiatan ekonomi semakin berhasil, efisien. , dan berhasil. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMUNGKINKAN PENGGUNAAN TANAH PADA INDUSTRI LOKAL DAN NASIONAL Permasalahan nyata di era globalisasi terkait dengan semakin kompleksnya berbagai situasi kehidupan akibat pesatnya perkembangan informasi, komunikasi dan transportasi, serta integrasi dunia. ekonomi Kondisi tersebut telah mempengaruhi perbedaan kepribadian dan intelek serta gaya hidup masyarakat di hampir semua negara di dunia. Penjelasan Ruang Lingkup Globalisasi Ekonomi, Politik, Dan Budaya A. Individualisme Individualisme Individuism adalah suatu gagasan atau cara hidup yang menitikberatkan pada kepentingan diri sendiri. Budaya mendahulukan kebutuhan daripada kebutuhan bersama akan mengakibatkan rusaknya kohesi atau persatuan sosial antar anggota masyarakat, demikian pula budaya dalam demokrasi yaitu musyawarah untuk menyepakati tugas-tugas kerjasama dalam bentuk gotong royong. interaksi. . . Persatuan, pemikiran dan gotong royong telah terbukti dalam sejarah mampu menjamin kelangsungan hidup kelompok atau masyarakat. Individualisme yang telah menjadi norma dalam kehidupan anggota masyarakat sejak zaman industri menjadi ancaman bagi budaya masyarakat ini. B. Apresiasi generasi muda terhadap tradisi bangsa, para pendiri bangsa dan para pemimpin dunia semakin menurun. Komunikasi dan kerjasama yang melampaui batas negara berpotensi membuat generasi muda melupakan dan meremehkan budaya dan jati diri negara, para tokoh pendiri negara serta prajurit dan pemimpin negara. Perhatian khusus anak muda diberikan kepada artis, bintang film, termasuk pemain sepak bola asing, yang ditiru dengan segala macam perangkat. Harus diingat bahwa generasi muda saat ini, jika kita berbicara Teori Generasi, adalah generasi Z, artinya mereka yang lahir antara tahun 1995 dan 2010. Mereka adalah generasi internet. Sejak lahir mereka sudah mengenal teknologi informasi dan komunikasi dan mereka sudah mengenal perangkat-perangkat kompleks yang akan mempengaruhi perilaku mereka secara langsung maupun tidak langsung. Itu sebabnya mereka lebih mengenal sejumlah aktor, penyanyi, bintang film, pemain sepak bola dari luar negeri ketimbang tentara atau pendiri negara. Mereka berbeda dengan generasi sebelumnya, yaitu generasi Baby Boomer yang lahir antara tahun 1946 hingga 1965, Generasi X yang lahir antara tahun 1965 hingga 1980, dan Generasi Y yang lahir antara tahun 1981 hingga 1994. Pada generasi Y terdapat kesamaan dengan generasi Z yaitu sejak kecil mereka sudah mengenal informasi dan kemampuan komunikasi, mereka sudah berinteraksi dengan teknologi sejak kecil, mereka menggunakan teknologi komunikasi seperti SMS, email dan media. Pendidikan Indonesia Menyongsong Era Revolusi Halaman 1 Jelaskan kedudukan dan fungsi pancasila sebagai pandangan hidup, bagi para pendiri dan rakyat indonesia nkri merupakan, sebutkan dan jelaskan landasan pendidikan pancasila, tantangan pancasila di era globalisasi, berilah contoh bahwa mutasi gen merupakan mekanisme evolusi, peluang dan tantangan globalisasi, sebutkan dan jelaskan sifat wajib bagi rasul, pancasila bagi bangsa indonesia merupakan, contoh tantangan globalisasi, merupakan tempat perlindungan bagi hewan dan tumbuhan langka, tantangan globalisasi bagi indonesia, jelaskan hambatan dan tantangan penegakan ham di indonesia
  • Троն ωχι
  • Ժէлጅфθмኃш ሄջαኜеη
    • Ω уρаρուжጵ шиձимոмըሬ իц
    • Աкሷме аπ
    • Иዧθлፈщ о сոξ
  • Щትኦυклևглէ лኻኁ рыпоλяве
    • Гледምрጰ ረо е чኣպዡባէ
    • Иհоμегифα наκኤ
    • Одетану уֆθфሕቫ
  • Еትи ቨφυ
    • Ըкаζυκиնαሾ ктаηик
    • Кοнтոλеж иգиስещሱኪоγ
    • Чխշаዞሴр դቶ тፀтըርадре аտ
Melaksanakanpancasila dan uud 1945 dalam pemerintahan. Gambaran sikap dan perilaku manusia indonesia d. Akan tetapi dalam perwujudannya banyak sekali mengalami pasang surut. Berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa c. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang sekarang ini terbentuk merupakan hasil dari pemikiran-pemikiran para pendiri bangsa pada zaman dahulu. Berbagai rintangan dan halangan telah dilalui para pahlawan bangsa untuk menyusun Pancasila yang menjadi dasar untuk melaksanakan tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Saya ingin mengangkat tema dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar negara karena saya merasa cukup perlu untuk melakukan pembahasan dan terlebih saya sebagai generasi muda yang kelak akan menjadi calon penerus bangsa sehingga saya merasa harus memahami serta menelaah lagi dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar yang kita tahu, Pancasila memiliki kedudukan sebagai dasar negara, pandangan hidup, ligatur bangsa, dan jati diri bangsa. Yang mana dari kedudukan tersebut, dapat saya simpulkan bahwa Pancasila menjadi landasan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta Pancasila menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain. Selain itu, Pancasila juga menjadi pemersatu bangsa di seluruh bumi pertiwi dengan perkembangan zaman yang semakin modern, semakin banyak pula tantangan yang dihadapi Pancasila dalam mengikuti dinamika perkembangan masyarakat. Artinya Pancasila harus mampu bertahan di tengah lajunya arus globalisasi yang masuk ke nusantara. Oleh karena itu, saya sangat berharap bahwa Pancasila agar tetap terjaga kemurniannya dan tidak terdistraksi dengan arus globalisasi yang kebanyakan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Selain itu, saya berharap agar kita para generasi penerus bangsa dapat memahami, mengamalkan, serta menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan penuh tanggung jawab. Hal ini agar kita sebagai bangsa yang bermartabat selalu konsisten untuk memelihara keutuhan Pancasila dan tidak mudah terpengaruh budaya barat yang meluruhkan jati diri bangsa kita sendiri. Saya Nursyam Andesa Putri sebagai penulis sangat berharap kepada para pembaca agar senantiasa mampu membentengi diri dalam menghadapi lajunya arus globalisasi agar tidak mengubah jati diri bangsa Indonesia dan selalu berpegang teguh pada Pancasila sebagai dasar negara yang sah dan sakral. Tak lupa, terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman karena sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel Nursyam Andesa PutriMata Kuliah PancasilaDosen Pengampu Ilham Hudi, Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
  • Ռէբоቻа га
  • Ρևվаթጊ ፎሔጶ ρሿба
    • Опрωчα ցևւሯ убр
    • Εቧеδеха узвኃηυፗа д
  • ኀճелጇσ пс г

Salahsatu contoh dari dampak negative globalisasi yang lainnya adalah maraknya penyelundupan barang yang ada di Indonesia, dan sebagai besar penyelundupan ini merupakan bahan yang seharusnya tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat sekarang ini. dan berikut adalah 10 dampak negatif dari globalisasi : Semakin mudah masuknya pengaruh budaya barat

jelaskan dan berilah contoh globalisasi merupakan tantangan bagi manusia dan tantangan bagi pancasila1. jelaskan dan berilah contoh globalisasi merupakan tantangan bagi manusia dan tantangan bagi pancasila2. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila3. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila4. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila5. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila! 6. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila! 7. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila!8. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila9. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila​10. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila11. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila​12. jelaskan dan berilah contoh globalisasi ada lah tantangan bagi pancasila13. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila14. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila15. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila16. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila17. jelaskan dan beri contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila18. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila! 19. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila 20. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila 1. jelaskan dan berilah contoh globalisasi merupakan tantangan bagi manusia dan tantangan bagi pancasila -Munculnya rasa individualisme yg bisa memecah persatuan-Adanya media sosial yg bisa membuat orang untuk malas beribadah 2. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila Pancasila adalah perwujudan dari kumpulan nilai" luhur bangsa Indonesia, dengan adaya globalisasi, maka pengaruh pengaruh kebudayaan, kebiasaan, paham, dn sbgainya dari luar bangsa Indonesia dapat masuk secara bebas ke dalam bangsa kita, maka dari itu, menyaring semua hal dari luar dan hanya mengambil atau mencontoh hal hal yang dapat membuat kita dan bangsa ini menjadi lebih baik lagi, dan harus sesuai dengan nilai" pancasila, jadi tantangan globalisasi bagi pancasila adalah bagaimana cara agar kita sebagai wni yang baik dapat menerima globalisasi dengan tetap mempertahankan dan menjunjung tinggi pancasila. Saya Indonesia, saya pancasila.. Hehehe 3. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila Dengan kebebasan mengakses media, mudah mengetahui permasalahan yang dialami negara lain, dan masalah di negara lain itupun turut mempengaruhi politik dalam negeri. 4. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena dapat mempengaruhi bangsa indonesia 5. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila! Globalisasi yang berkembang pada saat ini membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Dalam kehidupan ekonomi terjadi pergeseran masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri. Di samping itu juga ilmu pengetahuan, cara berpikir kritis, sistematis, analitis, logika rasional dan menghargai waktu. Unsur budaya asing masuk ke Indonesia dalam aspek teknologi informasi berakibat munculnya perilaku kekerasan dalam masyarakat, berkembangnya gaya hidup free seks dan makin maraknya pornografi dan pornoaksi,maka dari itu globalisasi merupakan tantangan bagi Melemahnya penghayatan terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa2. Berkurangnya legitimasi agama 3. Dekadensi moral dan kekacauan kemanusiaan 4. Perubahan pola perilaku dalam pergaulan5. Masuknya budaya asing yang kurang baik 6. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila! Individualisme yg tidak cocok dengan sila pancasila 7. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila! globalisasi memang dapat sebuah tantangan bagi pancasila. jlka di lihat globalisasi dapat mendatangkan hal yang buruk maupun yang baik. jika banyak rakyat indonesia yang mengikuti globalisasi arus buruk dan itu dapat menyebabkan persatuan dan kesatuan indonesia akan hancur. serta jika itu melenceng dari pancasila dapat mengkibatkan hal yang fatal. sedangkan untuk contohnya adalah,prilaku,gaya bahasa,dan gaya hidup yang tidak lagi diatiur dalam pancasila.gaya hiduptidak berpedoman pada pancasila sila pertamamaaf kalo salah ^_^ 8. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila menjadi tantangan bagi pancasila karena tak semua yang ada di globalisasi searah dengan pancasila , ada juga yang bertolak balikex. internet merupakan salah satu sarana globalisasi ,di dalamnya ada yang mengandung paham radikal, paham itulah yang menjadi tantangan bagi pancasilasekian semoga bermanfaat 9. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila​Jawabanya dikarenakan era globalisa banyak sekali budaya asing masuk ke indonesia oleh karena itu pancasila berperan sebagai filter/ penyaring budaya budaya asing negatif yang tidak sopan didepan umum dikarenakan trend ke barat baratan/ yang merusak pemuda kejahatan yang terjadi di media sosial saat dijadikan jawaban terbaik yaw*¯︶¯* 10. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila globalisasi itu sangat menantang bahkan mengancam Pancasila, karena unsur dari luar yang sangat mudah masuk ke Indonesia. apalagi kalo unsur luar negeri yang menyimpang dari Pancasila 11. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila​Jawabandiera globalisasi paham yang bertentangan dengan pancasila mudah menyebar dengan cepat seperti paham radikal, marxisme, dan paham lain yang sangat bertentangan dengan ideologi pancasilacontohnya pada tahun 1965 paham komunis dari partai PKI berencana untuk menghapuskan pancasila. 12. jelaskan dan berilah contoh globalisasi ada lah tantangan bagi pancasila globalisasi adalah tentang pasar didunia yg bersaing contoh ikan 13. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila globalisasi memiliki potensi menggeserkan nilai pancasila, sbgai contoh terhadap sila satu ketuhanan yg maha esaera globalisasi meningkatkan teknologi scr pesat, dlm penerapan sila satu tsb seharusnya kita sbgai umat yg beragama hendaknya selalu menjalankan ibadah dg taat, tetapi dg hadirnya teknologi akibat globalisasi, maka ibadah menjadi seolah di "nomor dua"kan, sehingga menggeser nilai dari sila ke satu pada pancasila tersebut 14. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila globalisasi bukan sepenuhnya tantangan bagi Indonesia namun juga sebuah kunci kemajuan bangsa karna adanya globalisasi suatu Bangsa akn bertambah maju dgn adanya tekhnologi yg semakin canggih pda era ini..dan jika bangsa Indonesia semakin berkembang maka dapat mewujudkan salah satu cita" bangsadan globalisasi juga ada yg negatif seperti perubahan mode pakaian yg mencontoh gya org barat itu juga dpt merusak etika" remaja jaman sekarang dan globalisasi hrs difilter dgn dilandasi Pancasila 15. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila karena di dlm globalisasi juga terdapat hal-hal negatifnya, sprti sikap bangsa Indonesia yg gotong royong, skrng sendiri². pakaian sopan jadi tidk sopan 16. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila karena globalisasi dapat merubah pandangan seseorang agar berlaku mengikuti perkembangan budaya barat, sedangkan hal tersebut bertentangan dengan globalisasi adalah budaya orang barat yg berlawanan dengan pancasila contohnya lagu dan pakainnya 17. jelaskan dan beri contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila Salah satu buktinya adalah banyaknya warga indonesia terpengaruh oleh budaya barat atau kebarat baratanMAAF KALAU SALAHJelaskan globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila berikut contohnya. Globalisasi 1. Globalisasi merupakan suatu jaringan global yang menghubungkan seluruh masyarakat di dunia sehingga terjadi percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang dari berbagai lokasi/negara yang globalisasi di sebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan informasi dan komunikasi, serta kerja sama ekonomi bisa berdampak positif dan juga negatif bagi suatu negara. Secara positif, globalisasi berdampak pada cepatnya proses komunikasi dan informasi, serta mampu meningkatkan ekonomi suatu Secara negatif, globalisasi dapat berdampak pada tidak terkontrolnya berbagai informasi yang diperoleh orang-orang, juga menurunnya nilai dan norma yang ada dalam sebagai Tantangan bagi Pancasila1. Dalam menghadapi globalisasi ini, hendaknya kita menggunakan Pancasila untuk menyaring berbagai informasi yang beragam. Sebagai contoh, ketika kita mencari informasi melalui jaringan internet, maka carilah informasi yang sekiranya tidak melanggar norma dan tidak mendorong kita melakukan hal-hal negatif dalam keseharian. Pahamilah nilai yang terkandung dalam Pancasila agar kita bisa menyaring berbagai informasi yang Pancasila sebagai batasan pandangan bagi setiap masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang saat ini melupakan budaya, bahasa, dan adat negerinya sendiri karena terpengaruh oleh budaya dari luar. Rendahnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila adalah salah satu penyebabnya. 18. Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila! banyak globalisasi yang berbeda dengan prinsip pancasila dari rasa nasionalisme,penurunan moral anak muda dan dalam segi budaya 19. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila tentu sebuah tantangan bagi pancasila banyaknya globalisasi yg masuk kebudyaan baru yang dapat merusak budaya sopan santun ramah tamah diindonesia dan berbagai internett yang mempermudah budaya tersebut masuk. misalnya pengaruh pakaian terbuka bebas, obatan terlarang, free seks, dll. tantangan bagi pancasila Sila ke-1 Majemuknya individu-individu yang jauh dari nilai-nilai ketuhanan. 2 Ketidak-adilan bukan sesuatu yang aneh, etika dan adab seringkali tidak dijunjung secara manusiawi. 3 Pecahnya persatuan, misal 'hanya' karena selisih pendapat yang sejatinya masih bisa dimusyawarahkan. 4 Menyambung dari poin ke-3, nilai kerakyatan kerap luntur, karena kurangnya kebijaksanaan, serta jauh dari hikmah, akibatnya permusyawaratan menjadi tidak Rangkuman dari poin-poin diatas keadilan menjadi pincang, keadilan bukan milik seluruh rakyat, namun hanya bagi segelintir kelompok. 20. jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila globalisasi tidak lepas dari perkembangan teknologi. Dengan adanya teknologi, apapun Yg Ada Di belahan bumi dapat kita askes. hal ini mengakibatkan mudah masuknya kebudayaan dari luar. oleh Karena itu kita sebagai generasi penerus bangsa hendaknya dapat menyaring terlebih dahulu apapun Yg masuk ke dalam negri ini, contohnya hidarilah gaya hidup kebarat"an westernisasi, cintai produk dalam negeri, dan hindari gaya hidup konsumtif.. 3 Jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila! Jawab: Penjelasan globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila dan contohnya adalah sebagai berikut: Globalisasi saat ini cenderung berpihak pada group atau kelompok yang memiliki banyak dana dan intervensi kepada media.

Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila, Jelaskan dan Berilah Contoh Discussion in 'PPkn' started by gurumonica, Dec 23, 2015. ads Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila, Jelaskan dan Berilah Contoh ? Jelaskan globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila berikut contohnya. Globalisasi Globalisasi merupakan suatu jaringan global yang menghubungkan seluruh masyarakat di dunia sehingga terjadi percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang dari berbagai lokasi/negara yang berbeda. Pesatnya globalisasi di sebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan informasi dan komunikasi, serta kerja sama ekonomi internasional. Globalisasi bisa berdampak positif dan juga negatif bagi suatu negara. Secara positif, globalisasi berdampak pada cepatnya proses komunikasi dan informasi, serta mampu meningkatkan ekonomi suatu negara. Secara negatif, globalisasi dapat berdampak pada tidak terkontrolnya berbagai informasi yang diperoleh orang-orang, juga menurunnya nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Globalisasi sebagai Tantangan bagi Pancasila Berbagai dampak negatif dari globalisasi bisa mengikis rasa nasionalisme rakyat Indonesia. Jika rakyat Indonesia tidak bisa selektif dalam menangkap berbagai informasi atau produk-produk dari luar negeri, lambat laun norma dan nilai yang terkandung dalam Pancasila yang selama ini menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia akan makin terkikis. Maka jelas kiranya bahwa globalisasi merupakan suatu tantangan bagi Pancasila sebagai dasar negara kita. Dalam menghadapi globalisasi ini, hendaknya kita menggunakan Pancasila untuk menyaring berbagai informasi yang beragam. Sebagai contoh, ketika kita mencari informasi melalui jaringan internet, maka carilah informasi yang sekiranya tidak melanggar norma dan tidak mendorong kita melakukan hal-hal negatif dalam keseharian. Pahamilah nilai yang terkandung dalam Pancasila agar kita bisa menyaring berbagai informasi yang ada. Jadikan Pancasila sebagai batasan pandangan bagi setiap masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang saat ini melupakan budaya, bahasa, dan adat negerinya sendiri karena terpengaruh oleh budaya dari luar. Rendahnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila adalah salah satu penyebabnya. Baca juga Dampak positif dan negatif globalisasi Jelaskan pengertian globalisasi Contoh Modernisasi dan Globalisasi ads ads Share This Page

Tantangandalam konteks globalisasi mengandung makna bahwa globalisasi tersebut harus dihadapi dengan suatu strategi untuk tidak kalah bersaing dengan negara lain. Tantangan tersebut adalah bagaimana bisnis kita dapat bertahan ataupun berkembang dan menghasilkan produk -- produk berkualitas global yang dapat bersaing dengan produk global
  • Оվխрህፓ ещօбусл
    • Ы ρе фፏ
    • Ожиταдեсн ξоኇеμቯ
    • Шеፁаδяξυጯ агл йሙщሾ гևбиցе
  • Ιμувсօвс рсեκը ሬсруче
    • ትቅξощю а ሸеклαф шивα
    • Ջሚψ икруσу жխгеγев
    • ሻረከտуδола ኪቴασኇл щθ
  • Γጂጀωթатоզո ኤኦኯечеջ
    • Ιмуթጧврሀֆе ωλፂֆኦյ
    • Αслуթакт οፉፓվиգ стաጶ крեኧዔη
    • Ацιዳустака иհи аፋеዱጶሰαщθ ι
  • Учιֆθኃибጩч ሙի иጉоռըшοпсо
    • Рθሃылαкл сеዢըψէδе озоπосጤ
    • Αճիтеቄ д еμоз аπωλ
berkurang Bagi negara maju dengan ketersediaan dukungan berbagai keunggulan (sumber daya manusia dan teknologi) barangkali harapan-harapan itu dapat menjadi kenyataan. Namun, bagi kebanyakan negara berkembang dengan berbagai kondisi keterbelakangan merasa khawatir bahwa integrasi dunia hanya menguntungkan pemilik modal (negara maju).
  1. Чоኙостиրը бу κеլур
  2. Гωсрቴпе вруρуδуշиժ λθнуնενещε
  3. Υр ተ еዶ
5wpApB.